UA-51566014-1 Catatan Harian: Ideal:)

Rabu, 27 Februari 2013

Ideal:)


            Malam ini cukup pengangguran lagi untuk mengenang manusia keren yang sudah berpulang. Soe Hok Gie, namanya.

Entah kenapa aku sangat menyukai orang itu jauh dari lubuk hati yang paling dalam. Cara mengamati, memberikan analisis dan (terkadang) solusi, benar-benar menunjukkan bahwa dia bukan orang kebanyakan. Bahkan dalam statusnya sebagai mahasiswa.

Secara fisik dia biasa saja, nothing special. Tetapi yang menarik adalah: Gie mampu menjadi apatis dan romantic sekaligus dalam satu waktu. Lihat puisi berikut:

ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi

ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

            Aku yakin, tak satu wanitapun membenci sajak. Lembut dan merayu di tengah debu jalanan pencari tujuan. Siapapun akan senang dihadiahi kata-kata mesra yang tak biasa.

Dan Soe Hok Gie punya semua. Dengan kekuatan intelektualitas, ia meramu huruf-huruf menjadi satuan isyarat hati yang tersampaikan udara. Terus tumbuh sebagai manusia idealis yang membuat berdebar sembari bingung perempuan-perempuan disekitarnya.

Gie samasekali tak menghindari apa yang biasa disebut sebagai platonic love. Menikmati hubungan tanpa ikatan untuk lebih mengikat hati secara pasti.
Aku suka dia, yang tidak hipokrit mengenai nalurinya. Namun juga menimbang perasaan sebagai suatu yang tidak boleh merusak mindset. Satu yang paling mudah diingat : lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar