UA-51566014-1 Catatan Harian

Rabu, 13 Juni 2012


Aku dan Mentoring

            Saya lupa kapan tepatnya mengenal dan menjalani mentoring. Awalnya hanya merupakan kewajiban untuk memenuhi salah satu aspek penilaian mata kuliah Pendidikan Agama Islam, sedikit menikmati karena ternyata isinya berupa kajian yang menambah pengetahuan religi. Jujur, baru kuliahlah saya mengenal apa yang dinamakan mentoring.

            Pertemuan pertama diisi dengan perkenalan, majelis berpenghuni lima orang plus satu pementor itu semakin menambah keingintahuanku akan apa yang dinamakan mentoring. Pertempuan selanjutnya juga semakin membuat hati mantap bahwa mentoring adalah kegiatan bermanfaat yang lebih merupakan kebutuhan.

            Baru dua kali mengikuti mentoring, tiba-tiba kejelasan tentangnya menghilang. Sepanjang semester satu kuhabiskan tanpa mengikuti kegiatan yang banyak membawa manfaat itu. Rasanya kering, sekali dua kali aku bahkan meninggalkan sholat, tentu saja karena tak sengaja. Belum lagi olok-olok dari beberapa teman, mereka bilang aku sok rajin mengikuti kegiatan semacam ini. Dan itu sedikit mengganggu keyakinanku.

Menjelang Ujian Akhir Semester satu teman-teman mulai membingungkan perihal ujian mentoring. Beberapa teman dekat malah memprovokasi agar saya tidak mengikuti ujian tersebut lantaran dianggap tak ada pengaruhnya pada nilai agama. Tetapi karena merasa perlu, saya pun menjalani ujian tersebut. Masih ingat betul, ada satu soal yang rasanya bagai pertanyaan pribadi mengenai follow up mentoring semester dua. Tanpa pikir panjang, kata ‘lanjut’ saya goreskan mantap di atas lembar jawab.

Semester dua, aku mulai aktif di kmms tepatnya di BSO Annisa. Aneh, kenapa Annisa ditempatkan pada wadah bernama sama ya? Namun selanjutnya aku bersyukur, justru karena di BSO yang seluruhnya berpenghuni perempuanlah aku jadi mudah beradaptasi.

Beberapa minggu kemudian, mba Ita menghubungi bahwa ada mentoring lanjutan. Kali ini aku berjanji akan mengikutinya secara rutin. Benar, rasanya hati tenang setiap kali selesai menjalani mentoring. Dan sepertinya aku menemukan satu hal penting: kebenaran selalu tersedia asal kita mau mencarinya. Semoga bisa konsisten melaksanakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar