UA-51566014-1 Catatan Harian

Kamis, 21 Juni 2012


Ciri Intrinsik Novel Populer Indonesia Tahun 1970-1980

Abstrak
Sejak tumbuhnya industry pers tahun 1970-an, novel terbawa arusnya yang melaju pesat. Secara meyakinkan ornag mengolompokkan novel trtentu dalam novel sastra atau popular. Alasan bersifat subjektif dipakai sebagai pertimbangan, tentu saja hal tersebut kurang dapat dipertimbangkan secara ilmiah. Oleh sebab itu, inventarisasi cirri-ciri novel popular sangat penting.
Kata kunci:
Cirri intrinsik, novel popular, alur, tokoh, latar, perwatakan, pemhasman estetis.
A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Menurut Teeuw, ada sejumlah alasan mengapa sastra hiburan tidak selayaknya dikesampingkan dalam perbincangan Sastra Indonesia modern. Pertama, novel hiburan merupakan bagian terbesar dari sejumlah novel yang ada. Kedua, selalu ada kaitan erat antara sastra popular dengan sastra bermutu. Ketiga, adalah manfaatnya sebagai sarana menumbuhkan kebiasaan membacva di Indonesia.
Fakta lain, adalah muncul novelis muda produktif seperti Marga T, Mira W, Yati Maryati, La Rose, Ike Supomo dan lain-lain, sejalan dengan terbitnya majalah wanita dan remaja. Itulah sebabnya, pembicaraan tentang novel popular diharapkan memberi sumbangan bagi penyelesaian persoalan sejarah perkembangan sastra Indonesia Modern.
2.      Permasalahan
Secara meyakinkan orang dapat mengelompokkan novel tertentu dalam novel sastra atau popular. Namun, biasanya orang tidak dapat menerangkan alasan yang mendasari keyakinan itu.
Berdasarkan catatan penulis (hasil pre-test mahasiswa peserta kuliah. Kajian Cerkan Fakultas Sastra UNDIP tahun 2006-2008) dapat digeneralisasikan alasan yang mendasari pertimbangan penggolongan novel.

Novel Populer
Novel Sastra
Mudah dipahami
Sukar dipahami
Mudah didapat, banyak dijual dalam jumlah besar.
Sulit didapat, dijual dalam jumlah terbatas
Disukai pembaca
Tidak disukai
Prnah dimuat dalam majalah atau surat kabar
Tidak tentu
Pengarang muda
Tidak tentu
Pengarang novel popular dianggap tidak pernah menulis novel sastra
Pengarang novel sastra dianggap tidak pernah menulis novel populer
Tokoh umumnya muda
Tidak tentu
Tema percintaan atau persoalan rumah tangga
Tema seringnya bukan percintaan
Diterbitkan oleh penerbit yang biasa menerbitkan novel popular (Cypress, Gramedia, Gaya Favorit Press)
Diterbitkan oleh penerbit yang biasa menerbitkan novel sastra (Balai Pustaka, Dunia Pustaka Jaya, Dian Rakyat)

Tentu saja hal di atas secara ilmiah kuran dapat dipertanggung jawabkan, karena tidak didasari teori dan metode yang jelas. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu mengemukakan ciri berdasarkan teori tertentu, yakni dengan mengupas segi-segi intrinsiknya.
B.     PEMBAHASAN
1.      Ide dan Bentuk sebagaI Dasar Penciptaan Novel
Novel misalnya, penggabaran hasil pengalaman manusia dalam wujud cerita. Dari sinilah sebuah karya ditentukan nilainy, apakah mewujudkan pengalaman yang ringan dan dangkal, atau menunjukan segia pengalaman yang baru dan segar serta bermanfaat bagi kehidupan (1982:23-24).
Novel sebagai karya sastra harus tampil dalam bentuk yang estetis serta memenuhi fungsi menyenangkan dan berguna (Dulce et utile). Persoalannya, mampukah ia menyampaikan gagasa dalam wujud karya seni, berhasilkan mewujudkan secara konkret gagasan dalam novel yang ditulisnya.
2.      Novel Populer
Karena selera massa dapat berubah setiap saat, maka pada dasarnya sastra popular tidak memiliki tradisi yang “langgeng” dan “kontinyu”. Akibtany, seringakali penulis yang sedang diburu pesanan tidak setia pada hati nuraninya, tetapi lebih mengikuti permintaan publik.
Oleh karen itu, bagi Kaplan satra popular memiliki ciri berikut:
a.       Dari segi bentuk.
1.      Sederhana.
2.      Merupakan pernyataan langsung, tanpa kualifikasi.
3.      Stereotype.
4.      Skematis.
5.      Starsistem: perhstian hanya difokuskan pada unsur yang menonjol, yang menguasai unsur-unsur lain.
6.      Anti makna ganda.
7.      Tidak perlu pemahaman estetis

b.      Dari segi perasaan
1.      Hiburan: pembaca dibiarkan asyik dengan diri sendiri.
2.      Sentimental; mengundang perasaan berlebihan.
3.      Seni pelarían.
3.  Ciri-ciri Intrinsik Novel Populer Indonesia Tahun 1970-1980-an
Menurut Budi Darma, novel Indonesia belum mampu sepenuhnya lepas dari ciri kepopuleran sebuah novel. Hal itu terbukti dari cir berikut:
a. Realis arfiah: bercerita tentang fakta semata.
b. Melodramatis: serba berlebihan.
c. Tuntas: tidak ada yang tidak selesai.
d. Latah: mirip satu sama lain.
Berdasarkan pengamatan Jacob Sumardjo, novel Indonesia memiliki ciri novel throwaway (buku yang sekali baça lalu dibuang) adalah sebagai berikut:
o   Romantis- sentimental; cerita cenderung memainkan perasaan pembaca.
o   Judul sensasional.
o   Tema; berkisar antar cinta dan kehidupan rumah tangga.
o   Alur; disusun manis, lurus, penuh surprise.
o   Dialog kontemporer.
o   Latar : gambaran fisik dari lingkungan keluarga kaya, keluarga terpelajar, kampus, tampat-tempat hiburan dan lain-lain.
o   Perwatakan spektakuler dan eksplosif ; kekuatan atau kelemahan tokoh digambarkan secara berlebihan.
o   Diutup dengan happy ending atau sad ending.
Berdasar hasil penelitian Redyanto Noor terhadap novel yang telah jelas kadar kepopulerannya, terdapat kesamaan cirri intrinsic yang bersifat formulatif, antara lain menyangkut:
v  Alur tunggal dengan kualitas renggang; peristiwa dalam cerita bergerak dalam satu jalur.
v  Pengaluran lurus; diceritakn secara kronologis dari awal hingga akhir.
v  Tokoh berwatak datar (flat character).
v  Latar material;  lebih banyak memanfaatkan latar alam, waktu dan suasana semata. Sehingga tidak integral dengan isi cerita.
v  Biasanya menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal (dia-an sertaan), istilah lainnya adalah sudut pandang “serba tahu”.
C. SIMPULAN
Beberapa ciri yang tadi sedikitnya dapat mengantar pembaca pada identifikasi novel popular itu bukan berarti memisahkan “novel sastra” dan “novel popular” dari kehidupan sastra secara keseluruhan. Dengan demikian dapat dikatan bahwa secara administratif kehidupan dan kegairahn “novel serius” Indonesia sebenarnya ditunjang penuh oleh keberadaan novel “popular”.

Diambil dari makalah untuk mata kuliah Cerita Rekaan,
oleh bpk Redyanto Noor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar