UA-51566014-1 Catatan Harian: Tokoh Wayang yang Keren

Rabu, 29 Januari 2014

Tokoh Wayang yang Keren

Wayang merupakan salah satu warisan kebudayaan yang luar biasa, especially Mahabharata. Epos yang diadopsi dari India ini tak pelak mempesonakan turis dari berbagai Negara. Kendati zaman silih berganti dengan rupa-rupa tradisi popular, kharisma wayang tetap bertahta di hati pecinta budaya. terimakasih sebesar-besarnya kepada Begawan Wyasa selaku pengarang Mahabharata.
Berikut ini tokoh wayang yang keren tidak mufakat versi SAYA:


1) Arjuna/Parta/Dhananjaya/Indraputra/Kauntheya (Nama kecilnya banyak bet. . .)

Adalah tokoh tampan tiada tara yang mempesona begitu banyak perempuan. Diceriakan bahwa pada saat lahir, sukma Arjuna terbang ke langit dan membuat jatuh hati para penghuni kayangan. Tidak mengherankan jika disebut-sebut istrinya mencapai 40 orang yang beberapa diantaranya bidadari. Namun, Arjuna tidak sekadar tokoh yang memiliki kharisma Cassanova dan Don Juan saja. Putra ketiga dari prabu Pandhu Dewanata ini juga tak terbilang kesaktiannya. Hal ini lantaran Arjuna merupakan titisan Bhatara Indra (pemimpin para Dewa), dengan anugrah kesaktian yang diperoleh dari hasil bertapa dan berguru.
            Keahlian utama Arjuna adalah memanah. Dengan busur Gandewa, Arjuna diangkat menjadi raja kayangan atas jasanya membunuh prabu Niwatakaca (Raksasa kayangan). Pokoknya merupakan hal mustahil jika Arjuna kalah. Pun dalam pertempuran melawan Karna dalam Bharatyudha.
            Jika anda penggemar wayang, kemungkinan besar anda sudah tahu bahwa Arjuna memiliki sisi lain sebagai banci. Sifat anomali tersebut didapatnya dari kutukan dewi Ursi. Tetapi toh berguna juga saat dirinya menyamar selama satu tahun di kerajaan Wiratama. Selama pandhawa dihukum buang selama 12 tahun, plus satu tahun menyamar tanpa diketahui, Arjuna menyamar sebagai guru tari bernama Brihanala.
            Namun sebagai manusia biasa, arjuna tidak luput dari kesalahan. Selain kebrengsekannya dalam hal asmara, berikut beberapa (analisis pribadi) yang disayangkan dari Arjuna:
·         Irihati
Ini terjadi tatkala Arjuna diutus Yudhistira untuk bertapa demi mendapatkan kesaktian. Suatu hari ada seekor babi yang mengganggu pertapaannya, tanpa berpikir panjang Arjuna memanah babi tersebut dan membuatnya lari. Karena penasaran apakah panahnya mampu membunuh babi itu atau tidak, Arjuna mengejar. Kemudian ia menemukan babi itu tergeletak mati dengan dua panah menancap. Lalu datanglah prabu Ekalaya mengaku bahwa dirinyalah yang pertama memanah dan membuat si babi mati[1]. Arjuna tidak percaya, lebih tepatnya tidak terima.
            Arjuna yang merasa sakti dengan Gandewa pemberian Dewa Wisnu menantang Ekalaya untuk bertanding memanah. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Ekalaya. Merasa tidak puas, Arjuna yang mengetahui bahwa ternyata Ekalaya merupakan murid resi Drona, segera menagih gurunya. Sebagai resi, Drona yang telah menjanjikan bahwa tak ada yang mampu menandingi kepiawaian memanah Arjuna, dengan berat hati meminta busur milik ekalaya. Busur sakti tersebut adalah hadiah Drona kepada Ekalaya karena keahliannya memanah.
            Pada pertandingan selanjutnya, Ekalaya membawa sang istri turut serta. Istri Ekalaya adalah seorang putri cantik bernama Anggraeni. Kecantikan Anggraeni membuat Arjuna jatuh hati seketika. Setelah mengalahkan Ekalaya yang tidak lagi memiliki panah sakti, Arjuna meminta agar Anggraeni sudi dipersunting. Namun cinta mendalam terhadap suaminya dan kebencian karena Arjunalah yang membunuh, Anggraeni[2] menolak. Ia lalu memilih bunuh diri agar segera menyusul sang suami ke nirwana.
·         Egois
Suatu ketika, setelah berhasil membunuh Niwatakaca si pengacau Kayangan. Bathara Narayana mempersilahkan Arjuna untuk memohon apa saja. Arjuna lalu meminta perlindungan agar Pandhawa selamat dalam Bharatayudha. Menurut Kresna, permohonan tersebut egois karena mementingkan pandawa saja. Ternyata benar, dalam Bratayudha semua prajurit tewas kecuali pandhawa+Drupadi yang sejak awal menjadi pengikut setia kelima suaminya.

            Demikian sekilas tentang Arjuna. Membicarakan penengah pandawa ini takkan ada habisnya, apalagi skandal percintaan yang patut dibukukan dalam kitab tersendiri. Tetapi walau bagaimanapun Arjuna adalah salah satu kunci kemenangan pandawa dalam bharatayudha.

2) Abimanyu/ Angkawijaya
Putra Arjuna dari Wara Sumbadra[1] ini adalah pemuda tampan yang sakti. Ia dikaruniai anugrah menurunkan Raja. Sehingga meski gugur di usia muda, keturunan Abimanyulah yang menjadi penerus bangsa kuru, yakni prabu Parikesit.
            Abimanyu tewas dalam bharatyudha karena menerobos formasi Cakrabiha milik kurawa. Sebelumya, ia bersama Arjuna menumpas lawan dengan panah pasupati. Di antara seluruh prajurit pandawa hanya Arjuna, Kresna dan Abimanyulah yang mampu menembus formasi kurawa yang berupa lingkaran tersbut. Karena bersama sang ayah, Abimanyu dengan gagah berani terus merangsek ke dalam hingga tanpa sadar sudah berada di tengah formasi. Arjuna dan Kresna yang sibuk tidak memperhatikannya. Terang saja Abimanyu menjadi bulan-bulanan Kurawa, apalagi dia belum mempelajari cara keluar dari formasi itu. Di tengah kegentingan, Abimanyu sempat membunuh Laksmana, putra mahkota Hastina yang sekaligus kesayangan Duryudana. Melihat putranya tewas, Duryudana tidak tinggal diam, ia bersama kurawa terus memanah Abimanyu. Puncaknya kepala Abimanyu putus oleh tebasan Jayadrata[2]. Hal ini sungguh memilukan, putra andalan pandawa tewas karena dikeroyok dengan keji. Apalagi gatotkaca, sepupunya yang juga sakti telah gugur oleh adipati Karna.
            Dalam Mahabharata, generasi kedua setelah pandawa dan kurawa tidak diceritakan secara mendalam. Namun saya memutuskan bahwa Abimanyu atau Angkawijaya adalah yang terkeren karena menjadi ayah dari parikesit[3]. Abimanyu tewas ketika dewi Utari tengah mengandung. Tanpa kehadiran Abimanyu, silsilah pandawa musnah sama sekali.

3) Adipati Karna/Suryaputra/Radheya/Prabu Awangga
Dalam Mahabharata, Karna diceritakan sebagai sosok antaggonis yang memihak kurawa. Tetapi entah mengapa saya kagum, dan yakin seratus persen Karna menjadi antagonis karena keadaan.
            Sebelum menikah dengan Pandhu, Kunti merupakan putri raja yang patuh. Karena kepatuhannya, ia dihadiahi mantra oleh seorang resi. Mantra[1] itu berfungsi untuk memanggil dewi manapun. Suatu kali Kunthi iseng dan penasaran ingin mencoba mantra itu. Ia melihat matahari yang bersinar terang dan berharap agar Bathara Surya turun. Setelah membaca mantra hadirlah Bathara Surya di hadapannya. Melihat kecantikan Kunthi (Pritha), Bathara Surya jatuh hati dan menitiskan benihnya pada Kunthi.
            Kunthi yang masih muda ketakutan setengah mati, ia belum siap menjadi ibu dan tidak ingin dikira hamil di luar nikah. Tak berselang lama setelah turunnya bathara Surya, Kunthi hamil. Ayahnya marah besar dan mengurung kunthi di dalam istana. Melihat kesedihan Kunthi, bathara Surya lalu berkata bahwa kelak anaknya akan lahir lewat telinga, sehingga Kunthi dapat terlihat seperti perawan.
            Benarlah, pada hari persalinannya Kunthi melahirkan lewat telinga. Bayinya laki-laki yang sangat tampan[2], berwajah cerah bercahaya dengan anting indah di telinga dan baju zirah[3]. Bayi tersebut kemudian diberi nama Karna yang artinya telinga. Demi menyelamatkan nama baik Prita/Kunthi, Karna dihanyutkan ke sungai. Putra kesayangan bathara Surya ini lalu diadopsi seorang sais kereta bernama Adirata dan istrinya Radha.
            Sejak kecil Karna hidup sederhana dengan ayahnya. Meski tidak sadar bahwa dirinya adalah keturunan dewa, Karna sangat piawai dalam olah kanuragan. Sifat ksatrianya muncul dan mempesonakan Duryudana sehingga diangkat menjadi raja negeri Awangga.
            Selamanya Karna adalah seteru abadi Arjuna. Ia membenci adik seibunya itu karena suka pamer keahlian memanah sejak kecil. Kekuatan mereka nyaris sama, bahkan Karna juga sangat piawai dalam memanah. Mungkin jika Karna tidak sombong serta tidak dikutuk siapapun, dialah satu-satunya orang yang mampu mengalahkan Arjuna. Namun kenyataannya, Arjunalah yang mengalahkan Karna dalam baratayudha. Ketika kereta karna terperosok dalam kubangan darah, ia berusaha mengingat mantra sakti yang dapat membunuh siapapun lawannya. Namun karena kutukan, ia lupa mantra tersebut sehingga dengan mudah tewas oleh busur Arjuna.
            Ada satu kisah yang menarik dalam perseteruan Karna-Arjuna. Kisah ini terjadi pada saat Drupadi[4] mengadakan sayembara, barangsiapa yang mampu memanah tepat sasaran maka akan menjadi suaminya. Namun untuk memanah dengan tepat sangatlah berat. Pemanah hanya boleh melihat bayangan objek di dalam air yang bersebrangan arah. Sementara untuk mengangkat panah saja para kontestan sudah keberatan.
            Sedianya, sayembara itu ditujukan untuk kesatria saja. Tetapi Karna dengan beraninya mencoba. Ia menjadi satu-satunya orang yang berhasil memanah tepat sasaran. Namun melihat asal-usul Karna yang notabene putra sais kereta, Drupadi menolak mentah-mentah. Kemudian hadirlah Arjuna yang tentu saja dapat memenuhi tantangan. Terpesona dengan ketampanan Arjuna, Drupadi lalu memilihnya sebagai suami. Kendati waktu itu Arjuna tengah menyamar menjadi Brahman. Sontak Karna marah dengan perlakuan Drupadi, kebenciannya pada Arjuna pun bertambahlah.
            Begitu banyak cerita mengenai Karna yang menarik. Tentang terbongkarnya asal-usul dirinya, tentang janjinya pada Kunti-siapapun yang mati di antara dirinya dan Arjuna- pandawa akan tetap lima, janjinya pada Duryudana. Sebenarnya, dalam Brathayudha Karna sudah tidak menaruh dendam pada Arjuna. Bagaimanapun ia adalah anak pertama Kunthi sebelum pandawa. Akan tetapi ia sudah terlanjur berjanji akan setia pada Hastina, terlebih setelah pengangkatannya sebagai senopati perang menggantikan Jayadrata. Karna sudah berjanji pada Kunthi bahwa apabila Arjuna meninggal, maka ia akan menjadi penggantinya dan melengkapi pandhawa. Namun sudah digariskan oleh dewata, Karna tewas sesaat setelah tertusuk panah Arjuna.
            Dibanding Arjuna, Karna lebih keren walau terlihat sombong. Setidaknya, istri Karna hanya satu dan tidak pernah ingkar janji terhadap siapapun. Bahkan ketika harus menyerahkan baju zirahnya sejak lahir kepada seorang dewa, meski berat Karna harus memenuhi karena ia telah berjanji memberikan apapun kepada orang yang meminta saat dirinya menyembah bathara Surya.
            Bagi saya, Karna adalah sosok tangguh yang tidak bisa dibatasi oleh keterbatasan.

4) Srikandi-Amba

Mengapa saya menuliskan dua tokoh ini secara bersama? Sejatinya, Srikandi dan Amba adalah orang yang sama. Membicarakan Srikandi tentu harus pula menyeret nama Bhisma dan Arjuna.
Pada waktu muda, Bhisma memboyong tiga putri yakni Amba, Ambika dan Ambalika untuk dinikahkan dengan Pangeran Wicitawirya. Ini merupakan tindakan urgen untuk menyelamatkan Hastina, karena Citranggada[1] sebagai putra mahkota awalnya sangat gemar berperang. Ketewasannya dalam perang membuat Dewi Setyawati-ibundanya sedih, dan segera meminta Bhisma untuk mencarikan Wicitawirya jodoh. Setelah Bhisma memenangkan sayembara, Amba-Ambika-Ambalika di bawa ke Hastina. Namun Amba yang sudah berpacaran dengan Salwa memohon pada Bhisma agar dipulangkan. Karena tak tega, Bhismapun memulangkannya. Sayang, Salwa yang merasa dilecehkan tidak mau menerima Amba kembali.
            Amba yang patah hati kemudian memohon pada Bhisma[2] untuk dinikahi. Namun Bhisma yang sudah bersumpah untuk tidak menikah tentu menolaknya. Tolak-menolak ini membuat Amba sakit hati pada Bhisma. Ia menganggap Bhismalah penyebab dirinya ditolak Salwa, walaupun tidak dapat dipungkiri Amba kagum dengan keteguhan hati Bhisma. Amba lalu bertapa dan memohon agar diberi kesempatan membunuh Bhisma. Permohonan itu dikabulkan pada kehidupan selanjutnya, yakni Amba yang berinkarnasi menjadi Srikandi.
            Srikandi lahir sebagai Putri kerajaan Pancala[3]. Sejak lahir, dewa sudah meminta agar Drupada mendidikan sebagai laki-laki yang tangguh. Bukan suatu kebetulan bahwa setelah dewasa Srikandhi menjadi prajurit tangguh. Ia merupakan satu-satunya perempuan dalam perang bratayudha. Dia berperang bersama Arjuna. Ketika berhadapan dengan Bhisma, Bhisma melihat wajah Amba dan berniat untuk tidak melawan perempuan. Melihat reaksi kakeknya, Arjuna kemudian langsung menyerang Bhisma hingga tewas. Dengan demikian terpenuhilah takdir antara Bhisma dengan Amba.
            Saya mengagumi Srikandi karena keberanian dan pesonanya. Srikandi sering dianggap sebagai simbol emansipasi karena tidak takut menghadapi lawan serta sikapnya yang tidak murahan. Walaupun sudah lama mencintai Arjuna, ia tetap mengajukan syarat ketika dilamar. Syaratnya pun tidak main-main, sebagai perempuan tangguh Srikandi minta disediakan lawan yang sepadan. Lalu dia juga ingin calon suaminya mampu membetulkan taman Maerakaca dalam satu malam. Untunglah Arjuna sanggup memenuhi, keduanya lalu menikah. Srikandi meninggal dalam perkemahan setelah Perang selesai. Kemah yang ditinggalkan pandawa plus Drupadi, diserang oleh Aswatama yang mengakibatkan terbunuhnya seluruh prajurit serta keluarga pandawa. Kecuali bayi parikesit yang tidak dapat disentuh.

5) Wara Sembadra
Perempuan ini merupakan dewi yang sangat cantik. Ia adalah adik Kresna dan ibu dari Abimanyu. Konon katanya, Sembadra adalah istri yang paling dicintai Arjuna.
            Sembadra selaku istri pertama Arjuna merupakan perempuan yang sangat sabar. Selama dua belas tahun pandawa diasingkan, ia dengan tabah membesarkan Abimanyu seorang diri. Pun ketika Pandawa jatuh hati pada Srikandi. Sembadra dengan hebatnya memahami sang suami yang selalu terlihat murung. Sembadra pula yang berinisiatif melamarkan Srikandi untuk Arjuna dengan mengajukan Larasati[1] sebagai lawan yang imbang dalam memanah.
            Sembadra menyimbolkan perempuan Jawa yang selalu nrimo dan tepo sliro. Dengan kesabarannya, Sumbadra senantiasa menjadi yang pertama di hati Arjuna. Dan menjadi ibu yang hebat bagi Abimanyu, sang penerus keturunan kuru.
           



[1] Larasati adalah gundik Arjuna yang telah diajarkan memanah.


[1] Kakak Wicitawirya
[2] Bhisma putra raja bharata dan dewi Gangga, bersumpah untuk tidak menikah. Hal ini terjadi ketika ayahandanya sakit karena mencintai wanita lain (dewi setyawati) yang bersedia dinikahi hanya jika putranya dijadikan raja, sementara putra mahkota saat itu adalah Bhisma. Dengan besar hati Bhisma berjanji pada sang ayah untuk tidak naik tahta. Akan tetapi dewi Setyawati takut, karena jika Bhisma menikah kemungkinan keturunannya akan memberontak. Mendengar hal itu, Bhisma pun berjanji untuk tidak menikah selama-lamany. Maka walau ia jatuh hati pada Amba, mereka tidak bisa menikah.
[3] Adik Drupadi dan Drestadyumna

[1] Mantra ini nantinya berguna untuk menurunkan anak karena pandhu dikutuk pastu untuk tidak boleh bersenggema. Mantra ini menurunkan Bathara wisnu, Bathara Bayu dan Bathara Indra yang kesemuanya menitis pada Yudhistira, Bhima dan Arjuna.
[2] Dikatakan bahwa Karna memiliki fisik yang sangat mirip Arjuna. Sehingga dalam wayang versi Jawa, seorang dewa yang hendak memberikan keris pada Arjuna untuk memotong pusar Gatotkaca, keliru memberikan pada Karna. Setelah perseteruan sengit, Arjuna berhasil mendapatkan selosngsong keris semenatara Karna mendapatkan kerisnya. Kemudian keris yang sedianya digunakan untuk memotong pusar, malah masuk ke dalam perut Gatotkaca. Pada perang Bharatyudha keris tersebut kembali pada pembungkusnya dan membunuh Gatotkaca.
[3] Baju perang
[4] Putri Drupada dari kerajaan pancala. 



[1] Adik Sri Kresna
[2] Konon kematian Abimanyu adalah kutukan dari istri pertamanya (siti sundari) karena mengaku masih bujang ketika hendak mempersunting dewi Utari. Abimanyu dikutuk tewas mengenaskan dlam bratayudha.
[3] Keturunan tunggal pandawa yang meneruskan kepemimpinan.


[1] Dalam Mahabharata yang ditulis ulang oleh Nyoman S. Pandhit, sebenarnya panah Ekalaya-lah yang terlebih dahulu menancap di tubuh babi, baru kemudian panah Arjuna menyusul.
[2] Anggraeni adalah satu-satunya wanita yang menolak Arjuna

2 komentar:

  1. Wah bagus sekali postingannya.. saya setuju2.. hhe,, mereka semua sangat keren.. hhe.. saya juga suka krisna (gara2 ntn mahabarata).Kepribadiannya keren, walaupun diomongin dibelakang sama Sengkuni dia tetap senyum aja. hhe. Tapi begitu marah ia akan menampakkan kepribadiannya sebagai dewa wisnu. Dulu sewaktu sd smp bahkan sampai sma saya ndak mudeng2 cerita pewayangan ini haha hanya hafalan tapi tidak paham. Sekarang jadi paham karena ntn Mahabarata baru2 ini. :D

    Apakah saya boleh request mengenai ulasan tentang krisna? Hehe tentang sifat2nya hehe dia tidak Cassanova seperti arjuna sepertinya hihi.. Penggambaran anda sangat menyenangkan untuk dibaca dan mudah dipahami serta banyak hal baru yang saya ketahui. Bagus dan Menarik sekali. Saya baru tahu bahwa yang paling disayang itu Subadra ya? Saya kira Srikandi, karena srikandi yang berbeda dgn yg lain yaitu punya hobi yang sama seperti arjuna jadi arjuna ngerasa nyambung (pemikiran sendiri hhe) tapi betul juga kalau Subadra karena ia sangat baik hati dan manis!

    Wah terima kasih untuk ulasan yang bagus ini! Cerita pewayangan sangat menarik ternyata! Hehe. Jadi banyak perbincangan seru terutama dengan mbah uti saya hehe (berhubung kami orang Jawa-Solo).

    BalasHapus
  2. Wah... akhirnya nemu penggemar wayang. Saya juga suka wayang, tapi karena diceritain bapak sama baca buku doang. Suka mahabharata yang di tv juga, tapi susah merutinkan jadwal.

    Kresna yang di Antv itu ganteng ya, lebih ganteng dari Arjuna malah.. Kalo Srikandi jarang muncul..
    Setau saya sih yang paling disayangi Arjuna ya Sembadra itu, soalnya dia permaisuri. Cuma emang yang terkenal itu Srikandi-Arjuna.
    Versi Jawa sama India agak beda jauh, Drupadi aja cuma jadi istrinya Yudhistira.
    Btw, Kresna itu reinkarnasinya Rama di cerita Ramayana loh. Nah kalo Sembadra itu reinkarnasinya Sitta. Makanya dia ganteng, dan Sumbadra versi Jawa itu cantik banget.
    Oke, ntar kalo ada kesempatan ngulas Kresna deh.

    BalasHapus