UA-51566014-1 Catatan Harian: Let's Talk About Film

Minggu, 15 Maret 2015

Let's Talk About Film



·       Setelah kemarin sempat bingung nyari materi tentang pembuatan film (karena mbah gugel pun bahkan ngasih info dikit banget), saya pengin sharing sedikit tentang produksi film. Barangkali suatu saat ada yang berada pada posisi saya. 

      Jenis-jenis film

a. Film Dokumenter: merupakan film yang menyajikan realitas tentang sesuatu. Misal film Moana (1926), Anak Seribu Pulau (Miles Production). Film documenter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.

b. Film Cerita Pendek (Short Film): bedurasi di bawah 60 menit. Banyak dihasilkan oleh mahasiswa jurusan film atau kelompok yang menyukai dunia film.

c. Film cerita panjang: Berdurasi 90-100 menit. Film bioskop tergolong dalam film ini, missal Dances With Wolves.

d. Film jenis lain:

            1. Film perusahaan, digunakan untuk kepentingan isntitusi, seperti alat bantu presentasi.
          2. Iklan Televisi, diproduksi sebagai sarana informasi baik pengenalan produk maupun layanan masyarakat.
            3. Program Televisi, missal Variety Show, TV Quiz, Talkshow dan liputan/berita.
            4. Video Klip, sarana produsen musik untuk memasarkan produk melalui medim televisi.

·         Cerita Ini Punya Siapa?

S  Skenario menampilkan segala hal yang  akan diwujudkan dalam film. Baik berupa audio, visual, ruang, waktu, peran, aksi dan semua. Berkaitan dengan ini, diperlukan adanya hak cipta antara produser dan pemilik cerita. Namun tidak selalu pemilik cerita adalah penulis skenario film tsb.

Hak produser:

1. Mengadaptasi cerita.
2. Mengedarkan cerita dalam bentuk film dll
3. Mengedarkan informasi seputar pembuatan film
4. Memproduksi Merchandise untuk keperluan promosi
5. Bekerjasama dg media lain utk promosi.
6. Mengikutsertakan film dalam berbagai lomba.
7. Mengikutsertakan pemegang hak cipta dlm semua promosi.

Kewajiban produser:

1. Menjaga nama baik pemegang hak cipta.
2. Membayar kompensasi.
3. Memenuhi akomodasi pemegang hak cipta.

Pakai format Film atau Video?

Awalnya teknologi film masih menggunakan sistem analog (dari pita kaset ke pita kaset).  Namun karena teknologi itu mengalami penurunan kualitas gambar tiap dipindahkan, maka sistem ini mulai ditinggalkan. Beralih pada sistem digital dari pita kaset ke computer, popular lewat mesin AVID sejak 1989.

·         FILM

Awalnya dibuat dari bahan dasar seluloid. Berukuran 35 mm, 16 mm, 8 mm yg menunjukan lebar pita seluloid.

·         VIDEO
·         Rasio Shooting: perbandingan antara durasi bahan baku yg dibutuhkan dengan durasi film.
·         Rasio Aspek:
Memulai Shooting

Sumber: Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Erlangga: Jakarta

Secara garis besar sebuah produksi film dibagi menjadi tiga aktivitas:
            1. Praproduksi
            2. Produksi
            3. Pascaproduksi
Mari kita bahas yang pertama dulu:
1. Praproduksi
            Hal pertama sekali sebelum membuat film adalah adanya beberapa orang yang beritikad memproduksi ide cerita ke dalam bentuk audio-visual. Ide cerita dalam sebuah film merupakan awal dari segalanya. Mungkin semacam ‘taawudz’ sebelum baca Al-qur’an, atau preambule dalam pembukaan undang-undang. Sementara orang-orang tersebut adalah mereka yang menduduksi posisi penting dalam produksi film, yaitu:
·         Pelaksana produksi (penentu budget film, kalo di struktur organisasi kelas jaman SD itu macem bendahara), Sutradara (panglima di lapangan), penulis skenario (terkadang penulis skenario juga merangkap sutradara), Penata Artistik, Juru kamera (cameramen).
·         Memilih pemain inti: bagian ini juga krusial terutama untuk masalah penokohan nantinya. Tapi pemilihan pemain ini bisa berupa paketan: a. 1 pemeran utama 2 pemeran pembantu, b. 1 pemeran utama 1 pemeran pembantu, c. 1 pemeran utama 3 lebih pemeran pembantu.
2. Produksi
      Secara KBBI, produksi adalah kata benda. Tapi di kenyataan, jangan harap ia seperti benda mati yang gampang diapa-apain. Praktiknya, produksi lebih mirip kata sifat yang membutuhkan ‘semangat’ dan ‘keberanian’ merampungkan.
      Untuk memulai sebuah produksi, timpro biasanya berpatok pada jadwal produksi. Selain itu berpedoman pula pada call sheet alias keterangan rinci mengenai setting cerita yang akan diambil, scene berapa saja yang harus diambil serta berapa yang akan tercover hari ini. Biasanya ini tugas pelaksana produksi nih, selain membudget, juga membuat skenario kerja dari penulis skenario serta membuat breakdown. Breakdown itu sendiri adalah rincian dari tiap adegan, mulai dari kegiatan sampai kebutuhan bahkan dananya.
      Contoh call sheet dan breakdown






3. Pascaproduksi

Setelah semua proses pengambilan gambar selesai, hal yang perlu dilakukan adalah mantengin paskaproduksi:

·        Proses editing gambar


·      Proses pengisian musik dan special effect
·    
        Dubing/ sound effect
·     
        Quality control

·     
       Mastering/ penggandaan

SSUMBER:  Hendry TM. 2006. Yok Bikin Film. Laba2 Publisher: Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar