UA-51566014-1 Catatan Harian

Minggu, 19 Oktober 2014

Dimensi tak terhingga dan tak terjelang
Kaulah ketunggalan sebelum meledaknya segala percabangan
Bersatu denganmu menjadikanku mata semesta
Berpisah menjadikan aku tanya dan engkau jawabnya
Berdua kita berkejaran tanpa pernah lagi bersua

Mencecapmu lewat mimpi
Terjauh yang bisa kujalani
Meski hanya satu malam dari ribuan malam
Sekejap bersamamu menjadi tujuan peraduanku
Sekali mengenalimu menjadi tujuan hidupku

Selapis kelopak mata membatasi aku dan engkau
Setiap nafas mendekatkan sekaligus menjauhkan kita
Engkau membuatku putus asa dan mencinta
Pada saat yang sama
(Dee, 2014: Tanpa Halaman)
           
            Aku senang sekali akhirnya bisa membeli buku itu. Setelah nyaris dua tahun serial supernova mengalami status quo, akhirnya ia hadir di tengah-tengah pembaca dengan judul baru, dimensi dan tokoh yang sama sekali asing. Aku senang bisa membeli novel itu, dengan uang sendiri tentu saja, karena sejak 2 September 2013 Lalu tidak ada lagi yang menyubsidi uang novelku. Tapi tidak apa. Terpenting adalah ‘Gelombang’ di tangan.

            Seperti biasa, Dee mengangkat metafisika yang (kali ini) kaya dengan nilai budaya. tokoh utamanya, Alfa, adalah seorang anak yang karena suatu kejadian menjadi buah bibir masyarakat.



            Untuk tahu ceritanya lebih lanjut, belilah di Grame*ia .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar