UA-51566014-1 Catatan Harian: Soeharto dari Sudut Pandang Orang Awam

Selasa, 20 Agustus 2013

Soeharto dari Sudut Pandang Orang Awam

Presiden ke dua Indonesia, ingat kan? Jendral ‘besar’ kita. Saya ingin membicarakan dari sudut pandang pribadi sebagai orang yang bukan apa-apa. Motivasi saya sederhana, yakni karena ayah dan ibu memujanya bagai dewa, bahkan ketika reformasi membeberkan dosa beliau. Tentu waktu itu saya masih kecil, anak 5 tahun tahu apa tentang politik. Saat itu yang terasa kuat hanyalah harga jajan melangit seperti roket NASA. Dan ayah ibu masih tanpa pertimbangan mengagumi Soeharto.

Mendekati SMA, paradigmaku berubah. Revolusi berdarah tahun 65 itu tak hanya angin lewat bagi sejarah Indonesia. Ada konspirasi, konsolidasi dan penyudutan yang hingga kini buram di mata media. Seperti kita tahu, media adalah refleksi pemahaman beberapa orang yang terkadang justru membutakan masyarakat luas. Saya memposisikan diri sebagai orang yang mempertanyakan, bukan membicarakan sesuatu karena memang paham betul. Tidakkah anda merasa, betapa janggalnya kudeta yang sekarang dikenal sebagai hari kesaktian pancasila. Sejak SD sampai SMA yang ditanamkan adalah nilai bahwa pancasila yang saking luhurnya tetap menang ketika diguncang pemberontakan. Lalu politik hidup di bagian mana sehingga menyisakan kontroversi tiada dua. Tidakkah guncangan atas pancasila hanya kedok dari pencuri gelap di dalamnya? Yang mencuri kekayaan ideologi serta memusnahkan dengan tajuk kebesaran pancasila.

Kalau memang PKI sejahanam perkataan media, kenapa tidak menyisakan segilintir orang sebagai saksi kunci untuk menjelaskan kepada dunia motif mereka? Kenapa militer seolah bernafsu dan sangat radikal membasmi PKI sampai ke pengikut-ngikutnya? Sampai pemerintah Orba merasa perlu mencantumkan golongan KTP berdasarkan bersih atau tidaknya darah kita atas PKI. Rapi sekali kegiatan pembasmian itu. Masyarakat digiring pada pemfokusan gerakan ekonomi, sementara roll sejarah digulung di belakang layar. Menyisakan tanda tanya besar yang sepertinya hanya terjawab Tuhan.

Dengan gagahnya mata seluruh Indonesia dibuat buta oleh suatu pihak yang entah siapa. Saat the real president terlalu sibuk dengan selir-selirnya, rencana kudeta yang ternyata telah disampaikan oleh Letkol Untung tetap dilaksanakan secara dramatis. Hanya saja pelakunya belum jelas siapa. Membuat seseorang merasa berhak bertindak yang sialnya lagi dikuatkan SUPERSEMAR. Setelah pembantaian para jendral usai, proses pembutaan kolektif dimulai.  Buktinya, tidak ada satu makhluk pun bertanya tentang pembunuhan massal di Bali yang mencapai 500 ribu-sejuta jiwa. Ada begitu banyak rahasia yang sayangnya teroganisir begitu rapi. Penembak misterius, penggusuran dan perebutan tanah oleh oknum berwenang yang kenyataannya sama sekali tak berwenang menghilangkan nyawa orang. Angka itu, yang bahkan ditemukan oleh mahasiswa S3 bernama Ben Anderson dari Universitas Cornell, sangat tidak manusiawi. Penangkapan para aktivis, pembredelan Koran kecuali hasil binaan ABRI, dan apapun berbau gugatan semua hilang dari peredaran. Hasilnya adalah KKN menjadi budaya kesekian Indonesia yang hingga kini sulit di tumpas. Otoritarian yang membungkam itu benar-benar membuat manusia normal sesak nafas. Kecuali yang dimanjakan keaadaan.

Kekerasan yang tersistem demikian baik itu melanggeng sampai 32 tahun lamanya. Menjelma semacam tumor yang kelihatan jinak namun mendesak. Indonesia jadi macan Asia yang mengaum lapar. Menyembunyikan pelanggaran HAM yang terus diaborsi sebelum berbuntut panjang. Sungguh masa kelam yang tidak sopan diungkit kembali karena pelakunya sudah kembali dari tiada ke tiada.
Namun, alangkah baiknya kita tidak melihat dari satu sudut pandang saja bukan? Baiklah.

Pernah membaca Soeharto The Untold Story? Yang berkat ketebalannya para calon pembaca jadi underestimate terhadap diri sendiri. Di situ bapak pembangunan Indonesia dikisahkan berdasarkan fakta dari orang terdekat. Beliau yang konon katanya keturunan bangsawan namun dipinggirkan atas ketidakjelasan, memiliki wibawa yang tiada tara. Kewibawaan disertai keistimewaan moral itu sungguh mengantarkan Indonesia pada gerbang kemakmuran (sementara). Sebagai tentara yang terbiasa dengan rencana sistematis, Soeharto mengembalikan rasa percaya diri anak bangsa untuk bangga menjadi bangsanya. Kunjungan incognito selalu mengevaluaai tanpa basa-basi daerah terpencil sekalipun.

Melalui buku itu, saya jadi menerka, bahwa secara personal Soeharto berkepribadian kuat dan menarik. Ada saja sisi baik yang membuat orang tak lupa sosoknya. Dan siapa pun sepakat, bahwa Soeharto adalah presiden terbaik sepanjang masa (setidaknya sampai sekarang). Tidak ada yang sanggup membuat Indonesia dianggap sebagai ‘kakak tua’ bagi Negara-negara ASEAN. Menerjemahkan begitu banyak masalah kependudukan untuk direfleksikan bersama solusi. mungkin pada awalnya, Soeharto hanya orang yang ingin merubah sistem yang tidak tersistem di negeri ini. Hasilnya pun tidak mengecewakan (dari sisi ekonomi), di masanya orang bangga menjadi Indonesia. Repelita2nya yang hingga VII kali sukses besar. Kecuali Repelita terakhir yang belum sempat tuntas.


Terlepas dari segala kontroversinya, Saya pernah kagum terhadap beliau. Kagumnya siswa pada guru dan kagumnya pengikut pada yang diikuti. Begitu murni dan tanpa alasan. Sekarang juga masih, meski telah berkurang menjadi separuh lebih. Di mata saya, beliau adalah sosok yang hanya Tuhan dan dirinya sendiri saja tahu siapa. Sisanya, tanda tanya [?]

3 komentar:

  1. tulisan ini terinspirasi dari buku suharto untold story yg tergeletak dikamar saya... hahaha

    BalasHapus
  2. Semoga amal baik yang Beliau perbuat mendapat imbalan dari ALLOH swt
    amien...

    BalasHapus