Aku sebal mengalami hal semacam ini. Sangat ingin menulis tapi
ketika di depan monitor jari-jemari seperti terserang struk akut yang
menghindari luncuran kata. Barangkali tulisan ini merupakan bukti, sama sekali
tak berisi apalagi bertujuan. Tapi seseorang berkata, menulis adalah
keterampilan, ia akan membaik jika dilakukan secara rutin (setiap hari)
sehingga menjadi semacam ritual wajib.
Terkadang monolog
dalam pikiranku lebih indah dari yang tertuang di kertas. Sudahlah. . .terlalu
rumit untuk dijelaskan. Capek juga berusaha menjelaskan hal absurd. Entah ini
akan menjadi apa, yang jelas aku sedang berusaha konsisten dengan menulis minimal
satu halam tiap hari. Setidaknya masih bisa merangkai kalimat.
Aku mohon, berikan
aku tema. .. apa saja yang bisa kutuangkan dalam halaman word TNR berfont 12
ini. Baiklah, mulai saja dengan kata yang paling manusiawi. Cinta.
Setiap orang
memiliki definisi masing-masing mengenai
kata ini, dan tidak bisa diganggu gugat. Lalu menurutku sendiri? Secara kongkret
masih belum tau. Mungkin perasaan di mana kita ingin bersama seseorang,
membahagiakan dan menjadi saksi pertama yang melihat dia tersenyum. Aneh, lalu
bagaimana dengan istilah LDR. . .alias mereka yang menjalin hubungan tapi
terpenggal oleh jarak. Itu sih resiko. Makanya aku tidak tau jelasnya.
“Mencintai adalah
membiarkan orang yang kita cintai bahagia”. Ini kalimat sok suci dan konyal. Pada
kenyataannya kita ingin agar orang yang kita cintai selalu menjadi milik kita,
egois memang. Kalau begitu apa yang membedakan cinta dengan nafsu. Hampir mirip
kan? Bingung lagi.
Berhentilah mengejar
sesuatu yang tidak pasti. Cinta menugaskan kita mencari kesejatian, bukan
ketampanan maupun materi. Memangnya kenapa, malu di sebut jomblo. Hanya orang-orang
tak punya kepribadian saja yang malu dengan status itu tapi tetap sendiri
sembari mengobral kalimat-kalimat gombal. Itu sih namanya tidak laku. Kalau pengin
jadi the real jomblo. . .jadilah manusia
elegan yang tidak merayu sana-sini. Dengan
memilah dan milih mana yang cocok dengan kapasitas kepribadian kita. Satu lagi,
percayalah pada Tuhan. Banyak kok yang tidak pacaran tetapi padi akhirnya
menjadi keluarganya para pemenang. Membesarkan manusia-manusia hebat yang tak
usang di makan kebodohan zaman.
Cinta dan ikatan
adalah hal yang terpisahkan. Mungkin benar kata Donny Dirgantara, “Cinta datang
ketika cinta membutuhkan cinta”. Pusing kan memaknai kalimat ini. Mari pelan-pelan
memahaminya. Cinta yang pertama adalah rasa, rasa tersebut memiliki masa
tersendiri untuk hadir dalam diri seseorang, jadi jangan terlewat frustasi
dulu. Cinta yang kedua adalah kita, yaitu cinta yang ada dalam diri kita. Apakah
dia sudah siap menerima seseorang untuk menjalin komitmen atau tidak. Cinta yang
ketiga adalah pasang kita, jelas dia akan membutuhkan kita dalam mengarungi
hidup kelak. Dan pada saat saling membutuhkan itulah Tuhan mempertemukan . Lihat.
. . betapa adil dan on time cinta sejati itu. So, menurut aku sih kurang perlu
apa yang dinamakan pacaran atau proses penjajakan. Kuno sekali ya, tapi
memangnya mau dapet yang sudah dijajaki (dicoba) orang banyak.
By the way. .
.udah satu halaman nieh. . thx y (blog tersayang) sudah mau menampung. See you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar