Selamat siang para pengukir sejarah.
. . kalian tau kan setiap manusia punya sosok yang dia kagumi. Ya, tempat kedua
setelah Tuhan di mana kamu bisa curhat sepuasnya tentang betapa tidak adil
dunia. Dan kebetulan aku juga punya, dia dewa Ganesha yang secara kebetulan
menjadi ikon SMA N 3 Slawi (almamaterku). Yah. . . memang, secara mitologi dia
adalah dewa pengetahuan umat hindu. Tapi tidak dosa kan? Toh kagum tak pernah
bersinonim dengan memuja.
Baik, mungkin kalian tidak butuh
cerita ini. Tapi aku ingin berbagi sesuatu yang tidak pernah sampai pada
pemiliknya. Dulu, waktu aku masih bercita-cita menjadi dokter (belum kenal
sastra). . . ada siswa satu angkatan yang pintarnya keterlaluan. Barangkali genius.
Dan kita tau. . . genius itu beda tipis dengan gila. Dia bahkan tau apapun yang
aku sebut pengetahuan tidak umum. Contohnya tentang (organ) perempuan, ah ya. .
. bakatnya memang mendekati kurang ajar. Anehnya aku sering merasa kagum plus
Ilfil secara bersamaan dan yang paling parah. Hal-hal semacam itu bisa bertahan
sangat lama. Nah. . . setelah kenal Ganesha, dewa pengetahuan sekaligus pemberi
rintangan. . .aku perlahan-lahan mulai memakai identitas tersebut.
Oke biar nggak berlarut-larut. . .kita sambut bintang tamu kali
ini, GANESHA. .
Dewa Ganesha adalah dewa
Hindu yang dalam patung dan gambarnya yang terkenal dan dilambangkan dengan
bentuk manusia yang memiliki kepala gajah. Selain bernama Ganesha, dewa ini
juga disebut dengan Ganapati atau Winayaka. Perpaduan antara manusia dan bentuk
binatang gajah ini merupakan simbul dari perlambangan manusia yang sempurna,
yang diungkapkan oleh para Rsi Hindu. Pada patung dan gambarnya, Ganesha
membawa berbagai benda di tangannya dan beberapa benda yang ada di depannya.
Benda-benda tersebut dan juga patungnya adalah simbul utama dari Dewa Ganesha
yang melambangkan beberapa pemikiran-pemikiran Hindu yang tinggi dalam kitab
Hindu.
Kepala gajah Ganesha
yang besar melambangkan kebijaksanaan, pengertian, dan kecerdasan untuk dapat
membedakan yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai kesempurnaan dalam
kehidupan. Mulut yang lebar melambangkan keinginan manusia yang normal (butuh
makanan) untuk dapat menikmati kehidupan di dunia Kuping yang besar melambangkan
bahwa manusia yang sempurna adalah manusia yang memiliki telinga yang baik
untuk dapat mendengarkan orang lain dan mengasimilasikan ide-ide mereka.
Belalai dan dua gading yang gading bagian kirinya rusak adalah melambangkan
bahwa tidak ada bagian tubuh manusia yang memiliki kekuatan sangat besar dan
lebar seperti belalai gajah. Dua gading melambangkan dua sisi dari sifat
manusia yaitu kebijaksanaan dan emosi. Gading yang kanan melambangkan
kebijaksanaan dan gading kiri adalah lambang emosi. Gading kiri yang rusak ini
juga melambangkan bahwa untuk mencapai kesempurnaan, emosi harus dikuasai
dengan kebijaksanaan. Dalam mitologi, Ganesha dianggap telah menulis epik
Mahabharata dengan gading yang rusak dan didiktekan oleh Rsi Vyasa. Sedangkan
mata gajah yang memiliki ketajaman alami melambangkan pemikiran yaitu bila
seseorang semakin kaya atau semakin bijaksana, ia harus dapat melihat orang
lain lebih besar dari dirinya agar mencapai nilai rendah hati dan
kesederhanaan.
Tubuh manusia dengan
perut yang besar adalah simbul dari kebaikan dan penyerahan diri pada semua.
Tubuh Ganesha biasanya memakai busana merah dan kuning. Kuning melambangkan
kemurnian, kedamaian, dan kebenaran. Sedangkan merah melambangkan aktivitas di
dunia yang merupakan tugas-tugas manusia di dunia yang dilakukan dengan
kemurnian, kedamaian, dan kebenaran. Perut yang besar memiliki arti bahwa
manusia sempurna harus mampu menghadapi semua hal yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan di dunia. Seekor tikus yang duduk dekat kaki Ganesha melambangkan
bahwa manusia sempurna harus dapat menguasai egonya. Sedangkan tikusnya
melambangkan ego manusia yang dapat memakan segalanya yang baik dan mulia dalam
diri manusia. Dan tikus yang duduk dekat makanan itu tetapi tidak memakannya,
memiliki arti bahwa ego yang dimurnikan dan terkendali dapat hidup di dunia
tanpa dipengaruhi oleh godaan dunia. Selain itu, tikus juga merupakan kendaraan
dari Ganesha, yang menandakan bahwa seseorang itu harus dapat mengendalikan ego
untuk kebijaksanaan sehingga dapat bersinar.
Sebenarnya masih banyak sekali tentang Ganesha, mulai dari
kelahiran sampai kenapa kepalanya berbentuk gajah. Tapi sampai di sini saja ya kawan,
aku takut kamu terlalu bosan. Dadah :)
Referensi: http://wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/dewa-ganesha
weeeeeeeewww.. daebak nis ᄏᄏᄏᄏᄏ
BalasHapusyuhuu. . . :D
BalasHapus