Ganesha, Aku tidak tahu harus
bagaimana. . .
Dia bilang dia mau pergi, tapi
anehnya aku tidak rela!
Cinta, bukankah itu sebuah
titipan???
Entropinya, aku samasekali tak
sanggup melihat siapa yang dia maksud? Aku hanya merasa dia takkan menengok
kembali. Seperti yang sudah-sudah.
Satu-satunya manusia yang mengajari tanpa
dia sadar. Haruskah aku kehilangan guru yang dipilih sendiri oleh hati? Lalu pelajaran-pelajarannya
akan jadi kenangan.
Ganesha, kau tahu kan? Dia berbeda
dengan manusia yang sering kusebut ‘kamu’.
Atau jangan-jangan, aku memang
dilahirkan untuk kehilangan?
Ah Sudahlah, mungkin dia hanya ingin
dimiliki Dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar