Sudah cukup lama tidak menulis. Berhubung diary ketinggalan di kos,
blog sepertinya lumayan membayar.
Lebaran, momen di mana orang-orang berkumpul, berbagi cerita dan
saling memaafkan. Yah, seperti itu juga yang terjadi di keluargaku. Walaupun
semu, toh terlewat juga.
Lebaran 1434 h ini banyak hal tak disangka yang tiba-tiba masuk
begitu saja ke agenda. Tri misalnya, aku tak pernah menuliskan namanya dalam
list orang yang ingin ditemui. Lalu dia datang pada tanggal 2 syawal, konyol2an
bersama, dengan rese menjulukiku istri kedua dan membuat anak kos macam aku
mentraktirnya. Satu hal yang boleh diinget, I’m pretty interest with his joke,
and also that face which make everybody smile and little amazed.
3 syawal, kegiatan paling basa-basi yang tumben sekali terasa
menarik. Acara matrilineal itu mengharuskanku datang tepat waktu sementara ngaretnya
innalillahi. Berangkat pukul 09.00, acara dibuka jam 12.00. Benar-benar perkumpulan
orang tak menghargai waktu. Untung banyak adik kecil yang tanpa sadar menghibur
dengan keanehan mereka.
Namun, diantara seluruh kejadian unpredictable tadi, aku teramat shock
ketika tiba-tiba ada yang menjemput untuk reuni SD. SD coba, diulang lagi biar
dramatis ES-DE. Betapa kagetnya menghadapi orang-orang yang memiliki nyaris 40%
umur pendidikanku. Entah harus disayangkan atau disyukuri, dua hiburan
terbesarku absen. Mengurangi resiko anfal tiba-tiba, karena jantung berdegup
terlalu kencang. Dan kesempatan itu melayang begitu saja.
Begitulah 1434 H yang sederhana. Ketidakjelasan yang dijelaskan
dalam kesederhanaannya begitu memukau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar