Bhagawadgita
Bhagawadgita
merupakan bagian dari epos Mahabarata yang pada mulanya ditulis dalam
bahasa Sansekerta oleh Resi Wiyasa antara tahun 450-400 SM. Serat ini
terdiri atas 700 sloka, dalam delapan belas bab, yang dikenal dengan delapan
belas wiraosan atau percakapan.
Dikisahkan dalam
serat ini, Arjuna sebagai senapati perang Pandawa pada dasarnya enggan
berperang melawan pihak Kurawa karena masih memiliki hubungan saudara. Arjuna
mempunyai bayangan bahwa dengan melawan Kurawa berarti ia akan membinasakan
seluruh saudaranya. Dalam kebimbangan hatinya Arjuna mendapat wejangan atau
bimbingan dari Sri Kresna yang mengingatkan akan kedudukannya sebagai kesatria.
Arjuna harus tahu kedudukannya bahwa membela
Negara itu perlu pengorbanan. Atas nasihat ini Arjuna menjadi sadar bahwa
dirinya adalah seorang ksatria yang harus membela negara, meski harus
mengorbankan jiwa saudaranya.
·
Nilai-nilai yang Terkandung dalam Serat
Bhagawadgita
Dalam naskah kuno terkandung berbagai macam
warisan budaya yang dilahirkan oleh para leluhur dan memiliki nilai budaya.
Sedangkan nilai budaya merupakan tingkatan tertinggi dari adat istiadat, karena
merupakan konsep yang hidup dalam alam pikiran masyarakat.
Serati ini menghadirkan nilai-nilai budaya
berupa ajaran atau petuah yang masih dapat dipetik manfaatnya. Disampaikan
melalu dialog antara Arjuna dan Kresna dalam delapan belas percakapan. Untuk
lebih jelasnya, nilai-nilai tersebut dikelompokkan menjadi beberapa bagian,
yaitu:
1) Ajaran Tentang Kesatria
Bahwa seroang kesatria harus membela negara, karena kepentinga negara
selalu di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
2) Ajaran Ketuhanan
Judul Bhagawadgita menunjukkan bahwa serat ini merupakan ajaran
tentang ketuhanan. Hal itu tampak dari dialog Sri Kresna dengan Arjuna.
Keberadaan Sri Kresna sebagai penasihat spiritual jelas merupakan cerminan dari
seorang guru sejati dengan tugas mengarahkan jalan hidup manusia supaya baik
dan berbakti pada Tuhannya. Dalam menjalankan tugas, Sri Kresna menyamar
sebagai pengemudi kereta Arjuna di medan perang Kurusetra.
Adapun bagian serat yang menunjukkan bahwa Bhagawadgita merupakan ajaran
Ketuhanan adalah sebagai berikut:
-
Manusia harus bersyukur dan memohon petunjuk
pada Tuhan atas segala perbuatannya, terdapat dalam percakapan III.
-
Dengan berbakti pada Tuhan maka cita-cita akan
berhasil. (percakapan VII)
-
Manusia bisa bebas dari segala keruwetan bila
percaya dan menjalankan perintah-perintah Tuhan (percakapan IX)
-
Mohonlah pada Tuhan supaya engkau mendapat
perlindungan, karunia, kedamaian hidup dan tempat yang abadi. (percakapan
XVIII)
Dari percakapan di atas dapat dipertik pelajaran bahwa hendaknya manusia
hidup selalu ingat Sang Pencipta, karena semua berasal dariNya.
3) Ajaran Kesetiaan
Point ini tampak dalam diri tokoh Arjuna yang setia pada gurunya, Sri
Kresna. Meski sempat bimbang karena harus melawan saudaranya, ia tetap setia
pada perintah sang guru sebagai wujud dari seifat seorang ksatria. Pada
hakikatnya berperang melawan Kurawa adalah membinasakan kejahatan, karena
Kurawa identik dengan kejahatan, keburukan, maka harus disingkirkan.
4) Ajaran Pengendalian Diri
Dalam percakapan XVII, disebutkan bahwa manusia dapat hidup dengan baik dan
amalan diterima Tuhan, apabila bisa mengendalikan diri dari perbuatan tercela.
Pengendalian disini ada tiga, yaitu:
-
Mengendalikan mulutnya.
-
Mengendalikan pikiran
-
Mengendalikan jasmani atau badan
Jika dapat mengendalikan diri dari tiga hal di atas, maka hidup akan
tentram, damai, sejahtera, baik dalam keluarga maupun masyarakat.
5) Ajaran Etika
Ajaran etika di sini dimaksudkan sebagai ajaran yang menunjukkan tentang
suatu hal baik dan buruk. Dua hal tersebut bertentangan namun saling
melengkapi, karena sesuatu dianggap baik karena lawannya dianggap buruk. Kita
diwajibkan menentang keburukan, dan sesulit apapun kejahatan akan kalah oleh
kebaikan.
6) Nilai Kepahlawanan
Pada diri seorang pahlawan terdapat nilai luhur yang kiranya perlu
diteladani generasi muda. Pahlawan berjuang tanpa pamrih demi kedaulatan
negara. Dalam Bhagawadgita, Arjuna tampil dengan penuh tanggung jawab untuk
membela negara yang akan dikuasai oleh Kurawa.
7) Etos Kerja
Percakapan pertama sampai keenan dalam Bhagawadgita melukiskan disiplin
kerja tanpa mengharapkan imbalan, serat mengandung ajaran yang mengaharuskan, bahwa
manusia hidup harus bekerja, untuk mencapai kesempurnan hidup. Hal ini
dimaksudkan apabila manusia ingin hidup dengan enak, maka harus mau bekerja
keras, karena dengan bekerja keras maka akan didapat hasil yang cukup.
Demikianlah nilai-nilai yang terkandung dalam
serat Bhagawadgita, meski pada mulanya prototype Bhagawadgita lahir di India,
namun karena ajran yang terkandung di dalamnya sesuai dengan budaya nenek
moyang di Nusantara, maka dengan mudah bisa beradaptasi dengan budaya setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar