Ciri Intrinsik Novel Populer Indonesia Tahun 1970-1980
Abstrak
Sejak tumbuhnya industry pers tahun 1970-an, novel terbawa arusnya
yang melaju pesat. Secara meyakinkan ornag mengolompokkan novel trtentu dalam
novel sastra atau popular. Alasan bersifat subjektif dipakai sebagai
pertimbangan, tentu saja hal tersebut kurang dapat dipertimbangkan secara
ilmiah. Oleh sebab itu, inventarisasi cirri-ciri novel popular sangat penting.
Kata kunci:
Cirri
intrinsik, novel popular, alur, tokoh, latar, perwatakan, pemhasman estetis.
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Menurut Teeuw,
ada sejumlah alasan mengapa sastra hiburan tidak selayaknya dikesampingkan
dalam perbincangan Sastra Indonesia modern. Pertama, novel hiburan merupakan bagian
terbesar dari sejumlah novel yang ada. Kedua, selalu ada kaitan erat antara
sastra popular dengan sastra bermutu. Ketiga, adalah manfaatnya sebagai sarana
menumbuhkan kebiasaan membacva di Indonesia.
Fakta lain, adalah muncul novelis muda produktif seperti Marga T, Mira W,
Yati Maryati, La Rose, Ike Supomo dan lain-lain, sejalan dengan terbitnya
majalah wanita dan remaja. Itulah sebabnya, pembicaraan tentang novel popular
diharapkan memberi sumbangan bagi penyelesaian persoalan sejarah perkembangan
sastra Indonesia Modern.
2. Permasalahan
Secara meyakinkan orang dapat mengelompokkan
novel tertentu dalam novel sastra atau popular. Namun, biasanya orang tidak
dapat menerangkan alasan yang mendasari keyakinan itu.
Berdasarkan catatan penulis (hasil pre-test
mahasiswa peserta kuliah. Kajian Cerkan Fakultas Sastra UNDIP tahun
2006-2008) dapat digeneralisasikan alasan yang mendasari pertimbangan
penggolongan novel.
Novel Populer
|
Novel Sastra
|
Mudah dipahami
|
Sukar dipahami
|
Mudah didapat, banyak dijual dalam jumlah
besar.
|
Sulit didapat, dijual dalam jumlah terbatas
|
Disukai pembaca
|
Tidak disukai
|
Prnah dimuat dalam majalah atau surat kabar
|
Tidak tentu
|
Pengarang muda
|
Tidak tentu
|
Pengarang novel popular dianggap tidak
pernah menulis novel sastra
|
Pengarang novel sastra dianggap tidak pernah
menulis novel populer
|
Tokoh umumnya muda
|
Tidak tentu
|
Tema percintaan atau persoalan rumah tangga
|
Tema seringnya bukan percintaan
|
Diterbitkan oleh penerbit yang biasa
menerbitkan novel popular (Cypress, Gramedia, Gaya Favorit Press)
|
Diterbitkan oleh penerbit yang biasa
menerbitkan novel sastra (Balai Pustaka, Dunia Pustaka Jaya, Dian Rakyat)
|
Tentu saja hal di atas secara ilmiah kuran
dapat dipertanggung jawabkan, karena tidak didasari teori dan metode yang
jelas. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu mengemukakan ciri berdasarkan teori
tertentu, yakni dengan mengupas segi-segi intrinsiknya.
B. PEMBAHASAN
1. Ide dan Bentuk sebagaI Dasar Penciptaan Novel
Novel misalnya, penggabaran hasil pengalaman manusia
dalam wujud cerita. Dari sinilah sebuah karya ditentukan nilainy, apakah
mewujudkan pengalaman yang ringan dan dangkal, atau menunjukan segia pengalaman
yang baru dan segar serta bermanfaat bagi kehidupan (1982:23-24).
Novel sebagai karya sastra harus tampil dalam bentuk yang
estetis serta memenuhi fungsi menyenangkan dan berguna (Dulce et utile). Persoalannya,
mampukah ia menyampaikan gagasa dalam wujud karya seni, berhasilkan mewujudkan
secara konkret gagasan dalam novel yang ditulisnya.
2. Novel Populer
Karena selera massa dapat berubah setiap saat, maka pada dasarnya
sastra popular tidak memiliki tradisi yang “langgeng” dan “kontinyu”. Akibtany,
seringakali penulis yang sedang diburu pesanan tidak setia pada hati nuraninya,
tetapi lebih mengikuti permintaan publik.
Oleh karen itu, bagi Kaplan satra popular memiliki ciri
berikut:
a. Dari segi bentuk.
1. Sederhana.
2. Merupakan pernyataan langsung, tanpa kualifikasi.
3. Stereotype.
4. Skematis.
5. Starsistem: perhstian hanya difokuskan pada unsur yang menonjol, yang
menguasai unsur-unsur lain.
6. Anti makna ganda.
7. Tidak perlu pemahaman estetis
b.
Dari segi perasaan
1. Hiburan: pembaca dibiarkan asyik dengan diri sendiri.
2. Sentimental; mengundang perasaan berlebihan.
3. Seni pelarían.
3. Ciri-ciri Intrinsik Novel Populer
Indonesia Tahun 1970-1980-an
Menurut Budi Darma, novel Indonesia belum mampu
sepenuhnya lepas dari ciri kepopuleran sebuah novel. Hal itu terbukti dari cir berikut:
a. Realis arfiah: bercerita tentang fakta semata.
b. Melodramatis: serba berlebihan.
c. Tuntas: tidak ada yang tidak selesai.
d. Latah: mirip satu sama lain.
Berdasarkan pengamatan Jacob Sumardjo, novel Indonesia
memiliki ciri novel throwaway (buku yang sekali baça lalu dibuang) adalah
sebagai berikut:
o Romantis- sentimental; cerita cenderung memainkan perasaan pembaca.
o Judul sensasional.
o Tema; berkisar antar cinta dan kehidupan rumah tangga.
o Alur; disusun manis, lurus, penuh surprise.
o Dialog kontemporer.
o Latar : gambaran fisik dari lingkungan keluarga kaya, keluarga
terpelajar, kampus, tampat-tempat hiburan dan lain-lain.
o Perwatakan spektakuler dan eksplosif ; kekuatan atau kelemahan tokoh
digambarkan secara berlebihan.
o
Diutup
dengan happy ending atau sad ending.
Berdasar
hasil penelitian Redyanto Noor terhadap novel yang telah jelas kadar
kepopulerannya, terdapat kesamaan cirri intrinsic yang bersifat formulatif,
antara lain menyangkut:
v Alur tunggal dengan kualitas renggang; peristiwa dalam cerita
bergerak dalam satu jalur.
v
Pengaluran
lurus; diceritakn secara kronologis dari awal hingga akhir.
v
Tokoh
berwatak datar (flat character).
v
Latar
material; lebih banyak memanfaatkan
latar alam, waktu dan suasana semata. Sehingga tidak integral dengan isi
cerita.
v Biasanya menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal (dia-an
sertaan), istilah lainnya adalah sudut pandang “serba tahu”.
C. SIMPULAN
Beberapa ciri yang tadi sedikitnya dapat mengantar
pembaca pada identifikasi novel popular itu bukan berarti memisahkan “novel
sastra” dan “novel popular” dari kehidupan sastra secara keseluruhan. Dengan
demikian dapat dikatan bahwa secara administratif kehidupan dan kegairahn “novel
serius” Indonesia sebenarnya ditunjang penuh oleh keberadaan novel “popular”.
Diambil dari makalah untuk mata kuliah Cerita Rekaan,
oleh bpk Redyanto Noor
oleh bpk Redyanto Noor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar