Saya lupa kapan tepatnya mengenal dan menjalani
mentoring. Awalnya hanya merupakan kewajiban untuk memenuhi salah satu aspek
penilaian mata kuliah Pendidikan Agama Islam, sedikit menikmati karena ternyata
isinya berupa kajian yang menambah pengetahuan religi. Jujur, baru kuliahlah saya mengenal apa yang dinamakan mentoring.
Pertemuan
pertama diisi dengan perkenalan, majelis berpenghuni lima orang plus satu
pementor itu semakin menambah keingintahuanku akan apa yang dinamakan
mentoring. Pertempuan selanjutnya juga semakin membuat hati mantap bahwa
mentoring adalah kegiatan bermanfaat yang lebih merupakan kebutuhan.
Baru
dua kali mengikuti mentoring, tiba-tiba kejelasan tentangnya menghilang.
Sepanjang semester satu kuhabiskan tanpa mengikuti kegiatan yang banyak membawa
manfaat itu. Rasanya kering, sekali dua kali aku bahkan meninggalkan sholat,
tentu saja karena tak sengaja. Belum lagi olok-olok dari beberapa teman, mereka
bilang aku sok rajin mengikuti kegiatan semacam ini. Dan itu sedikit mengganggu
keyakinanku.
Menjelang Ujian Akhir Semester satu teman-teman mulai membingungkan perihal
ujian mentoring. Beberapa teman dekat malah memprovokasi agar saya tidak
mengikuti ujian tersebut lantaran dianggap tak ada pengaruhnya pada nilai
agama. Tetapi karena merasa perlu, saya pun menjalani ujian tersebut. Masih
ingat betul, ada satu soal yang rasanya bagai pertanyaan pribadi mengenai
follow up mentoring semester dua. Tanpa pikir panjang, kata ‘lanjut’ saya
goreskan mantap di atas lembar jawab.
Semester dua, aku mulai aktif di kmms tepatnya di BSO Annisa. Aneh, kenapa
Annisa ditempatkan pada wadah bernama sama ya? Namun selanjutnya aku bersyukur,
justru karena di BSO yang seluruhnya berpenghuni perempuanlah aku jadi mudah beradaptasi.
Beberapa minggu kemudian, mba Ita menghubungi bahwa ada mentoring lanjutan.
Kali ini aku berjanji akan mengikutinya secara rutin. Benar, rasanya hati
tenang setiap kali selesai menjalani mentoring. Dan sepertinya aku menemukan
satu hal penting: kebenaran selalu tersedia asal kita mau mencarinya. Semoga
bisa konsisten melaksanakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar