Wayang
merupakan salah satu warisan kebudayaan yang luar biasa, especially Mahabharata.
Epos yang diadopsi dari India ini tak pelak mempesonakan turis dari berbagai
Negara. Kendati zaman silih berganti dengan rupa-rupa tradisi popular, kharisma
wayang tetap bertahta di hati pecinta budaya. terimakasih sebesar-besarnya kepada
Begawan Wyasa selaku pengarang Mahabharata.
Berikut ini tokoh wayang yang keren
tidak mufakat versi SAYA:
1) Arjuna/Parta/Dhananjaya/Indraputra/Kauntheya
(Nama kecilnya banyak bet. . .)
Adalah tokoh tampan tiada tara yang
mempesona begitu banyak perempuan. Diceriakan bahwa pada saat lahir, sukma
Arjuna terbang ke langit dan membuat jatuh hati para penghuni kayangan. Tidak
mengherankan jika disebut-sebut istrinya mencapai 40 orang yang beberapa
diantaranya bidadari. Namun, Arjuna tidak sekadar tokoh yang memiliki kharisma
Cassanova dan Don Juan saja. Putra ketiga dari prabu Pandhu Dewanata ini juga
tak terbilang kesaktiannya. Hal ini lantaran Arjuna merupakan titisan Bhatara
Indra (pemimpin para Dewa), dengan anugrah kesaktian yang diperoleh dari hasil
bertapa dan berguru.
Keahlian
utama Arjuna adalah memanah. Dengan busur Gandewa, Arjuna diangkat menjadi raja
kayangan atas jasanya membunuh prabu Niwatakaca (Raksasa kayangan). Pokoknya
merupakan hal mustahil jika Arjuna kalah. Pun dalam pertempuran melawan Karna
dalam Bharatyudha.
Jika
anda penggemar wayang, kemungkinan besar anda sudah tahu bahwa Arjuna memiliki
sisi lain sebagai banci. Sifat anomali tersebut didapatnya dari kutukan dewi
Ursi. Tetapi toh berguna juga saat dirinya menyamar selama satu tahun di
kerajaan Wiratama. Selama pandhawa dihukum buang selama 12 tahun, plus satu
tahun menyamar tanpa diketahui, Arjuna menyamar sebagai guru tari bernama
Brihanala.
Namun
sebagai manusia biasa, arjuna tidak luput dari kesalahan. Selain
kebrengsekannya dalam hal asmara, berikut beberapa (analisis pribadi) yang
disayangkan dari Arjuna:
·
Irihati
Ini terjadi
tatkala Arjuna diutus Yudhistira untuk bertapa demi mendapatkan kesaktian.
Suatu hari ada seekor babi yang mengganggu pertapaannya, tanpa berpikir panjang
Arjuna memanah babi tersebut dan membuatnya lari. Karena penasaran apakah
panahnya mampu membunuh babi itu atau tidak, Arjuna mengejar. Kemudian ia menemukan
babi itu tergeletak mati dengan dua panah menancap. Lalu datanglah prabu
Ekalaya mengaku bahwa dirinyalah yang pertama memanah dan membuat si babi mati[1].
Arjuna tidak percaya, lebih tepatnya tidak terima.
Arjuna yang merasa sakti dengan
Gandewa pemberian Dewa Wisnu menantang Ekalaya untuk bertanding memanah.
Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Ekalaya. Merasa tidak puas, Arjuna yang
mengetahui bahwa ternyata Ekalaya merupakan murid resi Drona, segera menagih
gurunya. Sebagai resi, Drona yang telah menjanjikan bahwa tak ada yang mampu
menandingi kepiawaian memanah Arjuna, dengan berat hati meminta busur milik
ekalaya. Busur sakti tersebut adalah hadiah Drona kepada Ekalaya karena
keahliannya memanah.
Pada pertandingan selanjutnya,
Ekalaya membawa sang istri turut serta. Istri Ekalaya adalah seorang putri
cantik bernama Anggraeni. Kecantikan Anggraeni membuat Arjuna jatuh hati
seketika. Setelah mengalahkan Ekalaya yang tidak lagi memiliki panah sakti, Arjuna
meminta agar Anggraeni sudi dipersunting. Namun cinta mendalam terhadap
suaminya dan kebencian karena Arjunalah yang membunuh, Anggraeni[2]
menolak. Ia lalu memilih bunuh diri agar segera menyusul sang suami ke nirwana.
·
Egois
Suatu ketika,
setelah berhasil membunuh Niwatakaca si pengacau Kayangan. Bathara Narayana
mempersilahkan Arjuna untuk memohon apa saja. Arjuna lalu meminta perlindungan
agar Pandhawa selamat dalam Bharatayudha. Menurut Kresna, permohonan tersebut
egois karena mementingkan pandawa saja. Ternyata benar, dalam Bratayudha semua
prajurit tewas kecuali pandhawa+Drupadi yang sejak awal menjadi pengikut setia
kelima suaminya.
Demikian
sekilas tentang Arjuna. Membicarakan penengah pandawa ini takkan ada habisnya,
apalagi skandal percintaan yang patut dibukukan dalam kitab tersendiri. Tetapi
walau bagaimanapun Arjuna adalah salah satu kunci kemenangan pandawa dalam
bharatayudha.
2) Abimanyu/ Angkawijaya
Putra Arjuna dari Wara Sumbadra[1]
ini adalah pemuda tampan yang sakti. Ia dikaruniai anugrah menurunkan Raja.
Sehingga meski gugur di usia muda, keturunan Abimanyulah yang menjadi penerus
bangsa kuru, yakni prabu Parikesit.
Abimanyu tewas dalam bharatyudha karena
menerobos formasi Cakrabiha milik kurawa. Sebelumya, ia bersama Arjuna menumpas
lawan dengan panah pasupati. Di antara seluruh prajurit pandawa hanya Arjuna,
Kresna dan Abimanyulah yang mampu menembus formasi kurawa yang berupa lingkaran
tersbut. Karena bersama sang ayah, Abimanyu dengan gagah berani terus merangsek
ke dalam hingga tanpa sadar sudah berada di tengah formasi. Arjuna dan Kresna
yang sibuk tidak memperhatikannya. Terang saja Abimanyu menjadi bulan-bulanan
Kurawa, apalagi dia belum mempelajari cara keluar dari formasi itu. Di tengah
kegentingan, Abimanyu sempat membunuh Laksmana, putra mahkota Hastina yang
sekaligus kesayangan Duryudana. Melihat putranya tewas, Duryudana tidak tinggal
diam, ia bersama kurawa terus memanah Abimanyu. Puncaknya kepala Abimanyu putus
oleh tebasan Jayadrata[2].
Hal ini sungguh memilukan, putra andalan pandawa tewas karena dikeroyok dengan
keji. Apalagi gatotkaca, sepupunya yang juga sakti telah gugur oleh adipati
Karna.
Dalam Mahabharata, generasi kedua
setelah pandawa dan kurawa tidak diceritakan secara mendalam. Namun saya
memutuskan bahwa Abimanyu atau Angkawijaya adalah yang terkeren karena menjadi
ayah dari parikesit[3].
Abimanyu tewas ketika dewi Utari tengah mengandung. Tanpa kehadiran Abimanyu,
silsilah pandawa musnah sama sekali.
3) Adipati
Karna/Suryaputra/Radheya/Prabu Awangga
Dalam Mahabharata, Karna diceritakan
sebagai sosok antaggonis yang memihak kurawa. Tetapi entah mengapa saya kagum,
dan yakin seratus persen Karna menjadi antagonis karena keadaan.
Sebelum menikah dengan Pandhu, Kunti
merupakan putri raja yang patuh. Karena kepatuhannya, ia dihadiahi mantra oleh
seorang resi. Mantra[1]
itu berfungsi untuk memanggil dewi manapun. Suatu kali Kunthi iseng dan
penasaran ingin mencoba mantra itu. Ia melihat matahari yang bersinar terang
dan berharap agar Bathara Surya turun. Setelah membaca mantra hadirlah Bathara
Surya di hadapannya. Melihat kecantikan Kunthi (Pritha), Bathara Surya jatuh
hati dan menitiskan benihnya pada Kunthi.
Kunthi yang masih muda ketakutan
setengah mati, ia belum siap menjadi ibu dan tidak ingin dikira hamil di luar
nikah. Tak berselang lama setelah turunnya bathara Surya, Kunthi hamil. Ayahnya
marah besar dan mengurung kunthi di dalam istana. Melihat kesedihan Kunthi,
bathara Surya lalu berkata bahwa kelak anaknya akan lahir lewat telinga,
sehingga Kunthi dapat terlihat seperti perawan.
Benarlah, pada hari persalinannya
Kunthi melahirkan lewat telinga. Bayinya laki-laki yang sangat tampan[2], berwajah
cerah bercahaya dengan anting indah di telinga dan baju zirah[3].
Bayi tersebut kemudian diberi nama Karna yang artinya telinga. Demi
menyelamatkan nama baik Prita/Kunthi, Karna dihanyutkan ke sungai. Putra
kesayangan bathara Surya ini lalu diadopsi seorang sais kereta bernama Adirata
dan istrinya Radha.
Sejak kecil Karna hidup sederhana
dengan ayahnya. Meski tidak sadar bahwa dirinya adalah keturunan dewa, Karna
sangat piawai dalam olah kanuragan. Sifat ksatrianya muncul dan mempesonakan
Duryudana sehingga diangkat menjadi raja negeri Awangga.
Selamanya Karna adalah seteru abadi
Arjuna. Ia membenci adik seibunya itu karena suka pamer keahlian memanah sejak
kecil. Kekuatan mereka nyaris sama, bahkan Karna juga sangat piawai dalam
memanah. Mungkin jika Karna tidak sombong serta tidak dikutuk siapapun, dialah
satu-satunya orang yang mampu mengalahkan Arjuna. Namun kenyataannya, Arjunalah
yang mengalahkan Karna dalam baratayudha. Ketika kereta karna terperosok dalam
kubangan darah, ia berusaha mengingat mantra sakti yang dapat membunuh siapapun
lawannya. Namun karena kutukan, ia lupa mantra tersebut sehingga dengan mudah
tewas oleh busur Arjuna.
Ada satu kisah yang menarik dalam
perseteruan Karna-Arjuna. Kisah ini terjadi pada saat Drupadi[4]
mengadakan sayembara, barangsiapa yang mampu memanah tepat sasaran maka akan
menjadi suaminya. Namun untuk memanah dengan tepat sangatlah berat. Pemanah
hanya boleh melihat bayangan objek di dalam air yang bersebrangan arah.
Sementara untuk mengangkat panah saja para kontestan sudah keberatan.
Sedianya, sayembara itu ditujukan untuk
kesatria saja. Tetapi Karna dengan beraninya mencoba. Ia menjadi satu-satunya
orang yang berhasil memanah tepat sasaran. Namun melihat asal-usul Karna yang
notabene putra sais kereta, Drupadi menolak mentah-mentah. Kemudian hadirlah
Arjuna yang tentu saja dapat memenuhi tantangan. Terpesona dengan ketampanan
Arjuna, Drupadi lalu memilihnya sebagai suami. Kendati waktu itu Arjuna tengah
menyamar menjadi Brahman. Sontak Karna marah dengan perlakuan Drupadi,
kebenciannya pada Arjuna pun bertambahlah.
Begitu banyak cerita mengenai Karna
yang menarik. Tentang terbongkarnya asal-usul dirinya, tentang janjinya pada
Kunti-siapapun yang mati di antara dirinya dan Arjuna- pandawa akan tetap lima,
janjinya pada Duryudana. Sebenarnya, dalam Brathayudha Karna sudah tidak
menaruh dendam pada Arjuna. Bagaimanapun ia adalah anak pertama Kunthi sebelum
pandawa. Akan tetapi ia sudah terlanjur berjanji akan setia pada Hastina,
terlebih setelah pengangkatannya sebagai senopati perang menggantikan
Jayadrata. Karna sudah berjanji pada Kunthi bahwa apabila Arjuna meninggal,
maka ia akan menjadi penggantinya dan melengkapi pandhawa. Namun sudah
digariskan oleh dewata, Karna tewas sesaat setelah tertusuk panah Arjuna.
Dibanding Arjuna, Karna lebih keren
walau terlihat sombong. Setidaknya, istri Karna hanya satu dan tidak pernah
ingkar janji terhadap siapapun. Bahkan ketika harus menyerahkan baju zirahnya
sejak lahir kepada seorang dewa, meski berat Karna harus memenuhi karena ia
telah berjanji memberikan apapun kepada orang yang meminta saat dirinya
menyembah bathara Surya.
Bagi
saya, Karna adalah sosok tangguh yang tidak bisa dibatasi oleh keterbatasan.
4) Srikandi-Amba
Mengapa saya menuliskan dua tokoh ini secara
bersama? Sejatinya, Srikandi dan Amba adalah orang yang sama. Membicarakan
Srikandi tentu harus pula menyeret nama Bhisma dan Arjuna.
Pada waktu muda, Bhisma memboyong
tiga putri yakni Amba, Ambika dan Ambalika untuk dinikahkan dengan Pangeran
Wicitawirya. Ini merupakan tindakan urgen untuk menyelamatkan Hastina, karena
Citranggada[1]
sebagai putra mahkota awalnya sangat gemar berperang. Ketewasannya dalam perang
membuat Dewi Setyawati-ibundanya sedih, dan segera meminta Bhisma untuk
mencarikan Wicitawirya jodoh. Setelah Bhisma memenangkan sayembara,
Amba-Ambika-Ambalika di bawa ke Hastina. Namun Amba yang sudah berpacaran
dengan Salwa memohon pada Bhisma agar dipulangkan. Karena tak tega, Bhismapun
memulangkannya. Sayang, Salwa yang merasa dilecehkan tidak mau menerima Amba
kembali.
Amba
yang patah hati kemudian memohon pada Bhisma[2]
untuk dinikahi. Namun Bhisma yang sudah bersumpah untuk tidak menikah tentu
menolaknya. Tolak-menolak ini membuat Amba sakit hati pada Bhisma. Ia
menganggap Bhismalah penyebab dirinya ditolak Salwa, walaupun tidak dapat
dipungkiri Amba kagum dengan keteguhan hati Bhisma. Amba lalu bertapa dan
memohon agar diberi kesempatan membunuh Bhisma. Permohonan itu dikabulkan pada
kehidupan selanjutnya, yakni Amba yang berinkarnasi menjadi Srikandi.
Srikandi
lahir sebagai Putri kerajaan Pancala[3].
Sejak lahir, dewa sudah meminta agar Drupada mendidikan sebagai laki-laki yang
tangguh. Bukan suatu kebetulan bahwa setelah dewasa Srikandhi menjadi prajurit
tangguh. Ia merupakan satu-satunya perempuan dalam perang bratayudha. Dia
berperang bersama Arjuna. Ketika berhadapan dengan Bhisma, Bhisma melihat wajah
Amba dan berniat untuk tidak melawan perempuan. Melihat reaksi kakeknya, Arjuna
kemudian langsung menyerang Bhisma hingga tewas. Dengan demikian terpenuhilah
takdir antara Bhisma dengan Amba.
Saya
mengagumi Srikandi karena keberanian dan pesonanya. Srikandi sering dianggap
sebagai simbol emansipasi karena tidak takut menghadapi lawan serta sikapnya
yang tidak murahan. Walaupun sudah lama mencintai Arjuna, ia tetap mengajukan
syarat ketika dilamar. Syaratnya pun tidak main-main, sebagai perempuan tangguh
Srikandi minta disediakan lawan yang sepadan. Lalu dia juga ingin calon
suaminya mampu membetulkan taman Maerakaca dalam satu malam. Untunglah Arjuna
sanggup memenuhi, keduanya lalu menikah. Srikandi meninggal dalam perkemahan
setelah Perang selesai. Kemah yang ditinggalkan pandawa plus Drupadi, diserang
oleh Aswatama yang mengakibatkan terbunuhnya seluruh prajurit serta keluarga
pandawa. Kecuali bayi parikesit yang tidak dapat disentuh.
5) Wara Sembadra
Perempuan ini merupakan dewi yang
sangat cantik. Ia adalah adik Kresna dan ibu dari Abimanyu. Konon katanya,
Sembadra adalah istri yang paling dicintai Arjuna.
Sembadra
selaku istri pertama Arjuna merupakan perempuan yang sangat sabar. Selama dua
belas tahun pandawa diasingkan, ia dengan tabah membesarkan Abimanyu seorang
diri. Pun ketika Pandawa jatuh hati pada Srikandi. Sembadra dengan hebatnya
memahami sang suami yang selalu terlihat murung. Sembadra pula yang
berinisiatif melamarkan Srikandi untuk Arjuna dengan mengajukan Larasati[1]
sebagai lawan yang imbang dalam memanah.
Sembadra
menyimbolkan perempuan Jawa yang selalu nrimo dan tepo sliro.
Dengan kesabarannya, Sumbadra senantiasa menjadi yang pertama di hati Arjuna.
Dan menjadi ibu yang hebat bagi Abimanyu, sang penerus keturunan kuru.
[1]
Kakak Wicitawirya
[2]
Bhisma putra raja bharata dan dewi Gangga, bersumpah untuk tidak menikah. Hal
ini terjadi ketika ayahandanya sakit karena mencintai wanita lain (dewi
setyawati) yang bersedia dinikahi hanya jika putranya dijadikan raja, sementara
putra mahkota saat itu adalah Bhisma. Dengan besar hati Bhisma berjanji pada
sang ayah untuk tidak naik tahta. Akan tetapi dewi Setyawati takut, karena jika
Bhisma menikah kemungkinan keturunannya akan memberontak. Mendengar hal itu,
Bhisma pun berjanji untuk tidak menikah selama-lamany. Maka walau ia jatuh hati
pada Amba, mereka tidak bisa menikah.
[3]
Adik Drupadi dan Drestadyumna
[1]
Mantra ini nantinya berguna untuk menurunkan anak karena pandhu dikutuk pastu
untuk tidak boleh bersenggema. Mantra ini menurunkan Bathara wisnu, Bathara
Bayu dan Bathara Indra yang kesemuanya menitis pada Yudhistira, Bhima dan
Arjuna.
[2]
Dikatakan bahwa Karna memiliki fisik yang sangat mirip Arjuna. Sehingga dalam
wayang versi Jawa, seorang dewa yang hendak memberikan keris pada Arjuna untuk
memotong pusar Gatotkaca, keliru memberikan pada Karna. Setelah perseteruan
sengit, Arjuna berhasil mendapatkan selosngsong keris semenatara Karna
mendapatkan kerisnya. Kemudian keris yang sedianya digunakan untuk memotong
pusar, malah masuk ke dalam perut Gatotkaca. Pada perang Bharatyudha keris
tersebut kembali pada pembungkusnya dan membunuh Gatotkaca.
[3]
Baju perang
[4]
Putri Drupada dari kerajaan pancala.
[1]
Adik Sri Kresna
[2]
Konon kematian Abimanyu adalah kutukan dari istri pertamanya (siti sundari)
karena mengaku masih bujang ketika hendak mempersunting dewi Utari. Abimanyu
dikutuk tewas mengenaskan dlam bratayudha.
[3]
Keturunan tunggal pandawa yang meneruskan kepemimpinan.
[1]
Dalam Mahabharata yang ditulis ulang oleh Nyoman S. Pandhit, sebenarnya panah
Ekalaya-lah yang terlebih dahulu menancap di tubuh babi, baru kemudian panah
Arjuna menyusul.
[2]
Anggraeni adalah satu-satunya wanita yang menolak Arjuna
Wah bagus sekali postingannya.. saya setuju2.. hhe,, mereka semua sangat keren.. hhe.. saya juga suka krisna (gara2 ntn mahabarata).Kepribadiannya keren, walaupun diomongin dibelakang sama Sengkuni dia tetap senyum aja. hhe. Tapi begitu marah ia akan menampakkan kepribadiannya sebagai dewa wisnu. Dulu sewaktu sd smp bahkan sampai sma saya ndak mudeng2 cerita pewayangan ini haha hanya hafalan tapi tidak paham. Sekarang jadi paham karena ntn Mahabarata baru2 ini. :D
BalasHapusApakah saya boleh request mengenai ulasan tentang krisna? Hehe tentang sifat2nya hehe dia tidak Cassanova seperti arjuna sepertinya hihi.. Penggambaran anda sangat menyenangkan untuk dibaca dan mudah dipahami serta banyak hal baru yang saya ketahui. Bagus dan Menarik sekali. Saya baru tahu bahwa yang paling disayang itu Subadra ya? Saya kira Srikandi, karena srikandi yang berbeda dgn yg lain yaitu punya hobi yang sama seperti arjuna jadi arjuna ngerasa nyambung (pemikiran sendiri hhe) tapi betul juga kalau Subadra karena ia sangat baik hati dan manis!
Wah terima kasih untuk ulasan yang bagus ini! Cerita pewayangan sangat menarik ternyata! Hehe. Jadi banyak perbincangan seru terutama dengan mbah uti saya hehe (berhubung kami orang Jawa-Solo).
Wah... akhirnya nemu penggemar wayang. Saya juga suka wayang, tapi karena diceritain bapak sama baca buku doang. Suka mahabharata yang di tv juga, tapi susah merutinkan jadwal.
BalasHapusKresna yang di Antv itu ganteng ya, lebih ganteng dari Arjuna malah.. Kalo Srikandi jarang muncul..
Setau saya sih yang paling disayangi Arjuna ya Sembadra itu, soalnya dia permaisuri. Cuma emang yang terkenal itu Srikandi-Arjuna.
Versi Jawa sama India agak beda jauh, Drupadi aja cuma jadi istrinya Yudhistira.
Btw, Kresna itu reinkarnasinya Rama di cerita Ramayana loh. Nah kalo Sembadra itu reinkarnasinya Sitta. Makanya dia ganteng, dan Sumbadra versi Jawa itu cantik banget.
Oke, ntar kalo ada kesempatan ngulas Kresna deh.