Akan tiba suatu masa ketika pada akhirnya kita bingung mau apa.
Bagi saya, inilah waktu itu..
Setelah menjalani 3 minggu bersama mereka, karakter yang tadinya
abu-abu di mata saya mulai bermunculan. Their true colour comes up. Tentu
saja sebagai orang yang sama-sama mencari ilmu (red: nilai juga), KKN adalah
rentetan lorong yang rasanya tidak habis-habis dijelajahi. Sangking panjangnya,
kita lelah mengejar pintu terakhir dan memilih bergabung dengan penumpang di
sepanjang jalan itu.
Mata kuliah ini seperti shock therapy di tengah kebosanan terhadap
kehidupan akademik dan organisasi. Semua begitu semu sebagai ilmu, di sisi lain
terlalu kaku untuk disebut mata kuliah. Bagaimana tidak, di kehidupan akademik
mana yang ada pelajaran menyalakan tungku.. Atau mempresentasikan tingkat
kesopanan di hadapan para warga. Apalagi SKS yang isinya seni mendalami
karakter.
Mau tidak mau, kita dipaksa untuk tau bahwa sabda yang keluar dari
mulut para dosen, pada kenyataannya cuma membantu seujung kuku. Dan hepotesis
yang timbul dari buku-buku, bisa dibilang pemanis paling pahit dalam
menjalankan 30 hari di sini. Bukan bermaksud sok atau apa, tapi segala
sesuatunya benar-benar senjang. Banyak sekali antithesis yang membukti bahwa
duduk 15 tahun di bangku pendidikan sama sekali bukan jaminan kecakapan. Ada
sejumlah faktor X yang kalau dirinci satu-satu sudah seperti jerapah kebanyakan
kalsium, Panjang.
Di sini juga, lagi-lagi saya harus menjawab pertanyaan paling
muskil sepanjang hidup,
Pertanyaan itu adalah:
“Kenapa kamu ambil jurusan sastra Indonesia? Nanti kerjanya apa?
Kuliahnya bagaimana?”
Jujur saja, orang yang mengajukan pertanyaan itu sesungguhnya tidak
mengetahui perasaan yang ditanyai. Tipe2 yang kalau di kampung saya sudah
meneriakkan ini di belakang punggung:
Pegawean Loyang!
Mereka masih satu tipe dg tante dan saudara2 di rumah yang
menganggap bahwa jurusan paling gemilang di muka bumi ini hanya ada 3. Kalau
bukan Kedokteran, Teknik ya Ekonomi.
Padahal kalau semua orang berpikir jadi dokter, siapa yang akan
membuat bacaan bermutu untuk anak-anak. Kalau seluruh penduduk Indonesia adalah
Teknisi, siapa yang bisa mendidik karakter muda-mudinya dengan asupan seni yang
bergizi. Dan Kalau semua jadi ekonom, siapa yang melanjutkan tradisi bercerita
dengan bahasa sederhana tapi bermakna? Siapa?
Tapi ya ngga pa2 sih, toh, saya mengambil jurusan ini karena
renjana. Karena otak saya terlalu terbatas untuk memvisualisasikan bagaimana
rasanya kerja di bidang yang tidak disukai. Lagian guru matematika privat saya
pernah bilang, “Pelajari satu bidang yang kamu sukai. Tekuni, jadikan itu
sebagai profesi. Maka kamu tidak akan pernah merasa bekerja, tapi berbahagia.”
Back to KKN
Sampai detik ini aku bersyukur karena tidak jadi revisi krs pada
maret 2014, karena tidak jadi menyesali apa yang harusnya aku syukuri. Setiap
saat adalah saat yang berkualitas. Betapapun muaknya, bagaimanapun jerinya,
seberapa pun kerjaan datang bertubi-tubi.. Segalanya terasa manis dan pas bila
dipandang dari sisi yang tepat. Bahkan kalau ini mata kuliah sunah (red:
pilihan) pun akan tetap saya ambil. Berkat KKN saya jadi tau bahwa laki-laki
adalah makhluk yang kalau habis makan piringnya tidak pernah dicuci. Tidak bisa
nyetrika dengan rapi, bahkan sekadar basa-basi dengan tetua pun pake acara
dorong2an dulu. Intinya, umur 20an masih tahap belajar dan belum bisa
diandalkan dalam urusan rumah tangga.
Tapi ya nggak papa sih, toh, masih 20an juga. Waktu di mana
seseorang belajar keras, lalu mengambil keputusan yang tepat atau justru
membuat kesalahan besar.
Saya berterimakasih kepada Undip yang sudah mewajibkan pengais
ilmunya menetap di desa terpencil. Kata Rosulullah menuntut ilmu itu sampai
negeri Cina. Temanggung masih belum Cina, tapi bisa dibilang berharga untuk
diingat.
Di sini saya merasa tinggal di Pesarean th 90an. Tapi yang keren
adalah organisasi pemudanya sangat hidup, banyak kegiatan masyarakat juga,
sehingga walaupun penghuninya berpencar ke mana-mana, mereka akan selalu punya
atap untuk pulang. Pesarean, apa kabar?
And well, God always has a way to insert a sense of happiness…
Entah itu dalam bentuk rasa, persahabatan, teman, hubungan,
pengalaman tak terlupakan dan juga seseorang J