Kamu menghilang dalam dirimu, ke
dalam ruang penuh pintu, yang tak satupun dituju. Suara-suara, banyak kata,
memerintahmu mewujudkan mereka. Menjadi bukan kamu, bahkan, menjadi yang paling
dihindarimu.
Tempatmu terjatuh itu gelap. Dan
cahaya, seperti istilah dari semesta lain. Terlalu jauh bagai ribuan tahun.
Hanya gelap dan hitam, yang memelukmu laksana jiwa kedua. Bagaimana rasanya
kehilangan dirimu?
Kamu tak tahu mana timur, mana
barat, mana utara, mana selatan, seluruh mata angin. Mata kehilangan fungsi
melihat, mana setapak mana buntu. Jalan yang kamu lalui selalu berputar kembali
padamu. Pada jiwa yang sendiri, sementara hidup berlalu-lalang, melewatimu
seperti patung selamat datang. Kamu tetap, sedangkan waktu bergerak. Salah—kamu
bergerak dalam semu, persis yang kubilang, selalu kembali. Pulang ke diri yang
tak lagi kamu kenal, pada keasingan pribadi.
Begitukah rasanya kehilangan dirimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar