Frederich
Nietzsche dalam bukunya Beyond Good and Evil menuliskan beberapa epigram
mengenai kehidupan. Dan inilah kalimat-kalimat manis yang sudah saya list,
check this out:
1. Pengetahuan demi pengetahuan itu
sendiri’—ini adalah perangkap terakhir yang dipasang oleh moralitas, menjerat
kita sepenuhnya sekali lagi.
2. Kecintaan pada satu orang adalah
barbar, karena ia dilakukan dengan mengorbankan orang lain. Bahkan kecintaan
pada Tuhan.
3. Bukan kekuatan dari
perasaan-perasaan besarnya, tetapi ketahanan perasaan itulah yang menandakan
seorang manusia besar.
4. Beberapa burung merak
menyembunyikan ekornya dari semua mata – dan menyebutnya kebanggan.
5. Seseorang yang memandang rendah
dirinya sendiri masih menghargai dirinya sebagai seseorang yang memandang
rendah dirinya sendiri.
6. Mengerikan jika mati kehausan di
tengah laut. Apakah kebenaranmu harus sedemikian asin, sehingga ia bahkan tidak
lagi dapat –meredakan dahaga? (kebenaran bukan lagi kebenaran jika dikultuskan,
ia menjadi sebuah keyakinan. Maka, menirankan kebenaran justru menghilangkan
fungsi ‘benar’ seperti bagaimana harusnya).
7. Laki-laki dan perempuan memiliki
emosi yang sama, tetapi temponya berbeda: inilah mengapa pria dan perempuan
tidak pernah berhenti salah memahami satu sama lain. (Setuju, kadang-kadang).
8. Hati terikat, jiwa bebas. –jika
kau mengikat dan merantai hatimu kuat-kuat, kau dapat memberikan banyak
kebebasan pada jiwamu: itulah yang kukatakan, pada suatu hari. Akan tetapi,
orang-orang tidak percaya, kecuali saat mereka benar-benar menemukannya.
9. Apakah ada orang yang kadang
tidak mempertahankan reputasi baiknya dengan mengorbankan — dirinya sendiri?
10. Malu pada amoralitas kita:
inilah satu langkah di tangga yang mengarah menuju rasa malu pada moralitas
kita.
11. Sesuai dengan diri kita, kita
semua pura-pura lebih sederhana dari yang sebenarnya: inilah cara di mana kita
dapat bersantai dari orang lain.
12. Bahaya dalam kebahagian. – ‘
segala sesuatu menjadi benar bagiku sekarang, mulai sekarang aku akan mencintai
semua perubahan takdir—siapa yang ingin menjadi takdirku? (Kecuali kalimat
terakhir, poin ini mirip ucapan Umar Bin Khattab ra., “Aku tidak peduli atas
keadaan susah dan senangku, karena aku tak tau manakah di antara keduanya yang
lebih baik bagiku”. Sepertinya, kita memang harus menghadapi segala sesuatu
dengan biasa saja. Toh, yang membedakan kejadian menjadi baik atau buruk
hanyalah persepsi kita. Acceptance is one of the ‘beyond good and evil’.)
13. Sekali kau berketetapan hati
untuk menutup telinga bahkan pada kontra-argumentasi terbaik, maka itu
menunjukkan bahwa kau memiliki karakter yang kuat. dan kadang juga kehendak menuju
kebodohan. (Dengan konservatif, kamu mengubah dirimu menjadi pribadi teguh
sekaligus kolot. Kadang-kadang moderat itu perlu).
14. Tidak ada yang disebut sebagai
fenomena moral, yang ada hanya interpretasi moral atas fenomena.
15. Saat cinta atau pun kebencian
tidak berperan, tindakan perempuan akan biasa-biasa saja. (Nietzsche punya
kecenderungan sok tau tentang perempuan).
16. Sensualitas seringkali mendorong
pertumbuhan cinta terlalu cepat, sehingga akarnya tetap lemah dan mudah
tercabut. (Aku kira hanya binatang yang saling mencintai karena dorongan
sensualitas. Hampir lupa, manusia adalah binatang yang berpikir. Tipis sekali
ya).
17. Semua perempuan yang baik
menemukan bahwa ilmu pengetahuan adalah bertentangan adalah bertentang dengan
kesopanan mereka. ia membuat mereka merasa seakan-akan ada orang yang ingin
melihat di balik kulit mereka—atau yang lebih parah! Di balik pakaian dan
kosmetik mereka. (Iyakah?)
18. Seseorang yang tidak mengetahui
cara menemukan jalan menuju cita-citanya akan menjalani hidup dengan lebih sembrono
dan kurang ajar dibandingkan dengan orang yang tidak punya cita-cita.
19. Dalam menghadapi kaum terdidik
dan seniman, kita dengan mudah dapat salah dalam memperhitungkan kebalikan:
seringkali kita menemukan orang biasa di balik penampilan seorang terdidik yang
luar biasa, dan pada kenyataannya kita juga sering menemukan seseorang yang
luar biasa di balik penampilan yang biasa.
20. Dalam balas dendam dan cinta,
perempuan lebih barbar dibandingkan laki-laki. (Well, ini bukti bahwa
laki-laki paling barbar dalam menilai perempuan. Saya perempuan, bahkan tidak
pernah sekecil upil pun berniat barbar dalam mencintai seseorang. Barbar adalah
urusan subjek dengan objek. Pihak ketiga menonton saja sambil makan jambu!)
21. Dalam membandingkan perempuan
dan laki-laki secara umum, kau mungkin berkata bahwa perempuan tidak akan
memperoleh kegeniusan sebagai dandanan mereka jika mereka tidak memiliki
insting tentang peran pendukung. (peran pendukung perlu untuk meneguhkan posisi. Itu saja, tidak
lebih).
22. Apa yang dalam suatu zaman
dilihat sebagai yang jahat biasanya merupakan gema dari sesuatu yang dulunya
pernah dilihat sebagai yang baik—atavisme dari cita-cita lama. (Jangan bilang
kalau zaman jahiliyah juga bagian dari atavisme. Kiamat sudah dekat)
23. Di sekeliling seorang pahlawan,
segala sesuatu menjadi tragedy, di sekililing manusia setengah dewa segala
sesuatu menjadi drama satir, dan di sekeliling Tuhan segala sesuatu menjad apa
menurutmu? Mungkin ‘dunia’? (Ini favorit saya banget)
24. Cinta mengungkapkan
kualitas-kualitas besar dan tersembunyi dari pencintanya—apa yang langka dan
merupakan perkecualian dari dirinya: dalam artian bahwa cinta menyembunyikan
apa yang biasa-biasa saja. (Itulah kenapa ada orang yang jatuh cinta tanpa
pernah bangun. Konyol, sedih, dan herannya masuk akal).
25. Memuji lebih mengganggu
dibandingkan menyalahkan. (Ya Allah lindungi saya dari quote ini).
26. Nasehat aneh!. Agar suatu
ikatan tetap kuat, pertama-tama gigitlah terlebih dahulu. (Saya tidak tahu apa
yang Nietzsche pikirkan saat menulis ini, tapi baiklah, Nasehat aneh).
27. Mendekatnya seseorang yang lebih
tinggi adalah menyakitkan karena ia tidak dapat dibalas.
28. ‘Apa yang mengejutkan bukanlah karena
kau berbohong padaku, tapi karena aku tidak lagi percaya padamu’.
Sekian epigram dan selingan dari
Nietzsche, tolong tidak usah diambil hati.